PAPUA - Dalam balutan kabut tebal Pegunungan Puncak, sebuah kisah kemanusiaan menggema dari pedalaman Papua. Prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) dari Pos Sinak Bandara, yang dipimpin oleh Serka Bachtiar, melakukan perjalanan penuh tantangan menuju Kampung Gigobak pada Kamis, 1 Mei 2025, untuk menyampaikan lebih dari sekadar bantuan mereka membawa harapan, perhatian, dan kasih sayang.
Jalan licin, terjal, dan berbatu bukanlah penghalang bagi langkah para prajurit. Dengan semangat pengabdian, mereka menembus batas geografis demi satu misi: hadir untuk rakyat. Setibanya di kampung yang jauh dari sentuhan pembangunan, para prajurit langsung berbaur tanpa jarak menggelar pelayanan kesehatan, membagikan sembako, dan menyapa warga dengan senyum tulus.
Pelayanan kesehatan dilakukan secara langsung di tengah masyarakat. Dari pengobatan luka ringan, pemeriksaan tekanan darah, hingga penyuluhan kesehatan sederhana semua dilakukan dengan hangat dan bersahabat. Anak-anak dan lansia tampak antusias, sementara gelak tawa anak-anak menggema ketika mereka menerima makanan ringan dari para prajurit.
“Kami tidak hanya datang sebagai penjaga kedaulatan, tapi sebagai sahabat rakyat. Kami ingin TNI hadir membawa dampak yang nyata, terutama bagi masyarakat di wilayah terpencil seperti Gigobak, ” ujar Lettu Inf Karel, Danpos Sinak Bandara.
Lebih dari sekadar bantuan materi, kegiatan ini membangun kepercayaan dan rasa aman. Dalam setiap tatapan dan jabatan tangan, terlihat eratnya tali persaudaraan yang tumbuh antara prajurit dan warga. Kehadiran TNI dirasakan bukan sebagai simbol kekuatan militer, tetapi sebagai pelindung dan pelayan masyarakat.
“Tentara datang bukan hanya jaga kami dari bahaya. Tapi juga bawa obat, kasih makanan, dan dengar cerita kami. Terima kasih banyak, ” ucap Mama Yuliana, warga setempat, dengan mata berkaca-kaca.
Serka Bachtiar menegaskan bahwa kegiatan semacam ini bukanlah acara satu kali, tetapi bagian dari program rutin selama masa penugasan Satgas di Papua. Dengan pendekatan humanis dan penuh empati, mereka berkomitmen mempererat hubungan emosional dengan masyarakat.
“Inilah bentuk nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. Bukan hanya lewat pengamanan wilayah, tapi dengan sentuhan hati dan kepedulian yang mendalam, ” pungkasnya.
Dari tengah kabut Sinak, lahir kisah tentang pengabdian tanpa pamrih. Tentang TNI yang tak hanya hadir dengan senjata, tetapi juga dengan hati. Di Gigobak, harapan tak lagi sekadar kata ia hidup, tumbuh, dan dipeluk hangat oleh prajurit-prajurit TNI.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono