Pasia Laweh Canangkan Gerakan Seribu Pendakwah Lewat Sekolah Dakwah Nagari (Sadri)

5 hours ago 3

Pasia Laweh Canangkan Gerakan Seribu Pendakwah Lewat Sekolah Dakwah Nagari (Sadri)

PALUPUH, AGAM – Mengawali Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Pemerintah Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, resmi meluncurkan Sekolah Dakwah Nagari (Sadri) pada Jumat, 27 Juni 2025. Program ini diharapkan mampu melahirkan 1.000 pendakwah dari nagari untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, berwawasan, dan produktif.

Wali Nagari Pasia Laweh, Zul Arfin Dt. Parpatian, S.Sos., MM.G.PCM, NLP, menjelaskan bahwa peluncuran Sadri merupakan bagian dari visi besar Nagari Mandiri Berhidayah (Nariyah), yang didorong oleh semangat kebersamaan seluruh unsur nagari, termasuk alim ulama, pemuda, dan para pendidik agama.

> “Hari ini, kita tegaskan komitmen bersama membangun peradaban Islam dari nagari. Sadri hadir sebagai wadah pendidikan dakwah yang menyasar seluruh kalangan, dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Target kita jelas: seribu pendakwah dalam bulan Muharram ini, ” ujarnya di hadapan masyarakat dan tokoh agama.

Sadri memiliki tiga kampus utama, yakni:

Kampus 1: Kantor Wali Nagari Pasia Laweh

Kampus 2: Pondok Al-Qur’an Siti Alifah Lalang

Kampus 3: MTS Pasia Laweh


Sejak 15 hari sebelum peluncuran, kegiatan Sadri telah berjalan aktif melalui kerjasama dengan pengurus masjid dan mushalla. Sebanyak 100 peserta awal telah melahirkan 569 pendakwah, yang tersebar di 10 jorong dan tergabung dalam 30 kelompok majelis, dengan klasifikasi kelas anak-anak, remaja, ibu-ibu, bapak-bapak, guru ngaji, dan kelompok keluarga berbasis kaum.

 “Kami juga tengah mengupayakan pemecahan rekor sebagai desa seribu pendakwah pertama di Indonesia lewat Museum Rekor Indonesia (MURI). Ini bukan hanya soal angka, tapi soal kebangkitan dakwah dari akar rumput, ” tambah Zul Arfin.

Sadri akan didukung tenaga pengajar profesional dari akademisi, Dewan Dakwah, Ikatan Mubaligh, para penyuluh KUA, serta pendakwah lokal yang tersebar di berbagai daerah dan luar negeri. Lulusan Sadri akan dihimpun dalam Himpunan Ustadz-Ustadzah Nagari, dan mendapat kesempatan mengisi ceramah singkat atau “sedekah dakwah” tujuh menit seusai salat berjamaah.

 “Setiap salat berjamaah — antara Magrib dan Isya, Subuh, Zuhur dan Asar — akan diisi tausiah singkat. Ini bentuk dakwah terus-menerus dan menyatu dalam kehidupan harian masyarakat, ” jelasnya.

Pendanaan program Sadri bersumber dari wakaf, infak, sedekah masyarakat, serta dukungan APB Nagari dan APBN untuk peningkatan kapasitas dakwah.

Peluncuran Sadri juga dirangkaikan dengan kegiatan pawai obor dalam menyambut 1 Muharram 1447 H, dengan melibatkan 1.447 obor di 11 titik di 10 jorong. Sebelumnya, dilaksanakan pula gerakan thaharah (bersih-bersih) masjid dan mushalla yang melibatkan 1.035 warga, serta pembentukan Majelis Sholawat Nariyah (Masyitah) dan Badan Dakwah Masjid.

 “Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat, donatur, alim ulama, generasi muda, serta semua pihak yang telah mendukung Sadri. Semoga upaya ini membawa keberkahan dan menjadikan nagari kita benar-benar berada di bawah lindungan dan ridha Allah SWT, ” tutup Wali Nagari Zul Arfin.(Lindafang)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |