Pemulihan Berjalan Stabil di Sektor Real Estat, Ekonomi Baru Terus Bertumbuh
SHENZHEN, Tiongkok, 18 April 2025 /PRNewswire/ -- PHBS Think Tank, Peking University HSBC Business School, meluncurkan Laporan Analisis Makroekonomi Triwulan I-2025. Menurut laporan ini, ekonomi Tiongkok menunjukkan perkembangan positif pada awal tahun. Pada Januari dan Februari lalu, aktivitas produksi di Tiongkok bahkan melampaui ekspektasi. Sementara, surplus perdagangan kumulatif mencapai rekor tertinggi dalam sejarah pada Triwulan I-2025. Namun, aktivitas konsumsi dan investasi masih melambat.
Laporan ini memaparkan empat tren makroekonomi penting pada Triwulan I-2025:
- Pasar Real Estat Bergerak Stabil dengan Dukungan Kebijakan
Sejumlah kebijakan ikut menstabilkan sektor real estat, terlihat dari pasar-pasar utama yang menunjukkan pemulihan bertahap. - Siklus Positif dalam Ekspor Produk Otomotif
Aktivitas investasi, produksi, dan ekspektasi pasar otomotif di luar negeri saling melengkapi dalam siklus positif. Berdasarkan data yang tersedia, sejumlah perusahaan terkemuka tetap optimis menghadapi dampak tarif perdagangan terhadap kendaraan energi baru. - Dukungan untuk Perkembangan Ekonomi Baru
Kebijakan perindustrian dalam negeri mendukung aktivitas investasi, produksi, dan ritel di sejumlah sektor, seperti alat elektronik dan alat transportasi, sehingga menopang siklus pertumbuhan ekonomi baru. - Lonjakan Ekspor Menjelang Kondisi Tarif Perdagangan yang Tidak Menentu
Lonjakan ekspor mendorong pertumbuhan yang bersifat sementara di segmen barang-barang yang diproduksi industri padat karya dan alat perlengkapan rumah tangga. Namun, momentum ini harus berhadapan dengan risiko tarif perdagangan Amerika Serikat. Banyak perusahaan telah mengambil langkah guna memitigasi potensi gangguan terhadap aktivitas bisnis.
Menjelang Semester I-2025, pertumbuhan PDB diproyeksikan mencapai 5,0%. Ekspor masih menghadapi sejumlah tekanan pada Triwulan II-2025, dan kebijakan saat ini belum cukup memadai untuk mendorong aktivitas konsumsi. Pasar real estat diproyeksikan terus mengalami pemulihan, sedangkan pelaku manufaktur berpotensi memperluas otomatisasi dan penggunaan teknologi pintar demi menghemat biaya.
Laporan ini juga memuat sejumlah rekomendasi kebijakan: memperkuat dukungan untuk perusahaan yang tengah berekspansi global melalui spesialisasi vertikal; mendorong efektivitas kebijakan fiskal guna merangsang aktivitas konsumsi; menjamin penerbitan obligasi khusus cadangan lahan tahun ini mencapai nilai minimum RMB 700 miliar; serta, mempercepat reformasi fiskal dan perpajakan untuk mengatasi pengangguran struktural akibat perubahan teknologi.
SOURCE Peking University