Prof. Mia Amiati: Tips Mengatasi Rasa Galau

2 hours ago 1

Jakarta  - Galau” adalah istilah populer yang menggambarkan perasaan bingung, cemas, atau sedih seseorang. Dunia maya kini menjadi wadah bagi anak muda untuk mengekspresikan perasaan galau mereka. Beragam kutipan galau bertaburan di beranda status, postingan, ataupun story di berbagai platform media sosial yang ada. Bagaimanapun juga, galau adalah bagian yang tak terpisahkan dari setiap episode kehidupan manusia. Selama hati masih berdenyut, selama itu pula galau akan selalu mengintai siapapun, kapan dan di mana saja.

Mengatasi rasa galau (kecemasan, kegelisahan) bisa dilakukan dengan beberapa cara yang efektif dan seimbang.

Yang pertama kita harus dapat mengidentifikasi sumbernya : Kenali apa yang menyebabkan rasa galau. Apakah karena masalah tertentu, ketidakpastian, atau harapan yang belum terwujud?

Yang kedua
, Refleksi dan Penerimaan: Terima perasaan galau sebagai bagian dari proses hidup. Jangan menolak atau menekan perasaan itu secara berlebihan.

Yang ketiga, Lakukan Aktivitas Relaksasi :

  • Meditasi atau Dzikir: Membantu menenangkan pikiran dan hati;
  • Berolahraga dapat mengurangi stres dan meningkatkan mood;
  • Berada di alam terbuka dapat memberi ketenangan.

Yang keempat, Bicara dengan Orang Terpercaya: Berbagi perasaan dengan teman, keluarga, atau konselor bisa membantu mendapatkan perspektif baru sehingga kita dapat berupaya keluar dari zona galau.

Yang kelima Fokus pada Solusi: Alihkan energi untuk mencari solusi atau langkah konkret daripada terjebak dalam perasaan galau.

Yang enam Praktik Mindfulness: Fokus pada saat ini (present moment) untuk mengurangi kekhawatiran akan masa depan atau penyesalan masa lalu.

  • Praktik Mindfulness (kesadaran penuh) adalah teknik untuk meningkatkan kesadaran dan fokus pada saat ini (present moment), dengan cara mengamati pikiran, perasaan, dan sensasi tubuh tanpa penilaian atau reaksi berlebihan.
  • Mindfulness adalah cara yang dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kualitas hidup, bisa dipraktikkan oleh siapa saja dengan penyesuaian sesuai kebutuhan

Yang ketujuh Tingksatkan Spiritualitas :

Bagi kita ummat yang beragama, mengatasi rasa galau dapat dilakukan dengan cara memperkuat hubungan dengan Tuhan karena bisa memberi ketenangan dan harapan. Disamping itu, lakukan aktivitas yang Positif: termasuk diantaranya melakukan hal-hal yang disukai atau memberi kebahagiaan serta Tidur yang Cukup karena Istirahat yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan emosi dan jangan sekali-sekali mengisolasi diri tetapi justru harus diusahakan dengan berinteraksi dengan orang lain atau jika rasa galau sangat mengganggu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog.

Mengatasi galau adalah proses yang personal, apa yang efektif untuk satu orang mungkin berbeda untuk yang lain. Untuk itu harus diupayakan menemukan cara yang sesuai dengan diri sendiri bisa membantu mengelola perasaan dengan lebih baik

Pada hakikatnya, tidak ada satu orang pun manusia di dunia ini yang terlepas dari rasa sedih dan galau. Sebagaimana dicontohkan dalam Hikayat para Nabi dan Rasul dalam ajaran Islam, para Nabi dan Rasul juga nyatanya mereka pernah merasakan kesedihan dan kegalauan hati, seperti Riwayat Nabi Ya’kub pernah berdoa:

“Ya Allah, sesungguhnya aku mengeluhkan kegalauan dan kesedihanku hanya kepada-Mu.”

Demikian juga Nabi Nuh yang merasa sangat sedih karena kedurhakaan anaknya. Juga Nabi Ibrahim yang bersedih lantaran menghadapi kerasnya hati sang ayah terhadap kebenaran yang ia bawa. Begitu pula dengan Nabi Ayub yang diuji dengan penyakit yang sangat parah. Ada Nabi Luth yang diuji dengan istrinya yang kufur terhadap ajarannya, bahkan Nabi Muhammad SAW yang diuji dengan berbagai ujian hidup yang sangat berat.

Meskipun setiap orang pernah merasakan galau, tetapi seorang orang yang beriman akan memiliki cara tersendiri dalam menyikapinya sesuai dengan petunjuk keyakinan agama yang dianutnya. Berikut ini lima terapi anti galau yang diajarkan dalam ajaran Islam :

  • Pertama : Beriman kepada takdir
    Rukun iman yang ke enam ini adalah terapi pertama dan utama dalam menyikapi setiap kegalauan. Rasulullah SAW bersabda:

    الإيمان بالقضاء والقدر يزيل الهم والحزن
    “Beriman kepada qadha dan qadar akan menghilangkan ‘hamm’ (kegelisahan) dan ‘hazan’ (kesedihan).” (HR. At-Thabrani)

    Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa makna “hamm”adalah kegelisahan terhadap apa yang akan terjadi di masa mendatang, sedangkan “hazan” merupakan kesedihan atas peristiwa atau musibah yang telah terjadi. (Thariqul Hijratain)
    Kedua-duanya dapat dihilangkan dengan iman kepada takdir, karena seorang mukmin yakin bahwa semua yang telah terjadi dan akan terjadi adalah bagian dari ketetapan Allah sehingga ia pun tetap tenang. Bahkan, boleh jadi kegagalan dalam mencapai suatu tujuan adalah bagian dari rahmat dan kasih sayang-Nya.

  • Kedua Doa
    Doa adalah penawar termanjur bagi setiap kegelisahan. Di riwayatkan dalam hadist Sahih Al-Bukhari, doa yang sering diulang-ulang oleh Rasulullah. SAW, diantaranya adalah :

    ‎اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن
    “Ya Allah aku berlindung padamu dari hamm dan hazan”.

  • Ketiga Memperbanyak baca Al-Quran
    Selain sebagai petunjuk, Al-Quran juga berfungsi sebagai obat untuk hati yang sedang gelisah. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya di dalam surat Al-Fatihah terdapat obat untuk 70 macam penyakit, termasuk penyakit hati yang resah” (HR. Ad-Darimi).

  • Keempat Curhat kepada Orang Saleh Terdekat
    Mendiskusikan perasaan dengan teman atau keluarga khususnya yang saleh bisa membantu meredakan beban emosional. Kadang-kadang, sekadar berbagi rasa dengan seseorang yang peduli sudah cukup untuk menyembuhkan diri dan menyadarkan bahwa terlalu larut dalam kesedihan bukanlah pilihan bijak. Contoh nyata sejarah yang menginspirasi pentingnya peran seorang sahabat adalah permohonan Nabi Musa kepada Allah untuk menjadikan Nabi Harun sebagai mitra dakwahnya di hadapan Firaun dan kaumnya. Demikian juga, Rasulullah SAW sengaja menahan Abu Bakar untuk tidak bergabung dengan rombongan hijrah lainnya, agar dapat menemaninya dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah.
  • Kelima Meyakini bahwa kesedihan adalah bagian dari ujian
    Sebuah hakikat yang tak bisa dipungkiri adalah hidup ini merupakan serangkaian ujian yang membentuk perjalanan manusia dan kesedihan adalah bagian dari pada ujian itu. Namun, seperti ujian lainnya, terdapat hikmah besar di balik kesedihan yang mendera. Sufyan At-Tsauri mengatakan:

    “Sesungguhnya hal yang paling mulia dalam catatan kebaikan seorang hamba adalah pahala (kesabaran atas ujian) kesedihan dan kekhawatiran di dunia”.(Hilyatul Auliya).

    Sabar dan ikhlas adalah dua konsep penting dalam spiritualitas dan kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks agama Islam.
    Ketika kesedihan yang begitu mendalam menghampiri saya, rasa galau tak bisa dipungkiri lagi, meski berusaha dengan sekuat tenaga untuk tetap sabar dan Ikhlas, namun sebagai manusia biasa tentu tidak bisa dengan mudah mengatasinya sampai akhirnya saya temukan untuk menghubungkan sabar dan Ikhlas dan meyakini bahwa Ternyata, yang Allah ingin bersihkan bukan tubuh saya, tetapi isi hati saya.@Red. 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |