Marilaukin, Papua Tengah – Suasana berbeda menyelimuti Kampung Marilaukin, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Jumat (19/9/2025). Alih-alih hanya dikenal sebagai penjaga kedaulatan di perbatasan, prajurit TNI dari Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 732/Banau Pos Marilaukin tampil sebagai penggerak ekonomi rakyat lewat kegiatan “Rosita” atau Borong Hasil Tani.
Dipimpin Sertu Sugianto Fokaaya, para prajurit mendatangi warga satu per satu, memborong hasil kebun berupa sayur-mayur, buah-buahan, hingga umbi-umbian. Hasil panen yang biasanya tersisa atau terjual murah, hari itu ludes habis terbeli dengan harga yang layak.
“Selain untuk memutar roda perekonomian warga dengan menyediakan pasar yang pasti bagi hasil kebun mereka, kegiatan ini juga memperkuat silaturahmi antara prajurit dan warga. Hubungan yang baik dan didasari rasa saling percaya ini sangat penting untuk menciptakan kondisi perbatasan yang aman dan kondusif, ” ujar Lettu Inf Frincen Sinaga, Danpos Marilaukin.
Menghadirkan Pasar yang Pasti
Bagi masyarakat Marilaukin, menjual hasil kebun bukan perkara mudah. Kondisi geografis yang jauh dari pusat pasar membuat hasil bumi mereka sering tidak laku dan akhirnya terbuang. Kehadiran program Rosita menjadi angin segar yang memberikan kepastian: hasil panen warga tidak akan sia-sia.
Seorang ibu rumah tangga dengan wajah sumringah mengaku sangat terbantu.
“Terima kasih banyak untuk Bapak-Bapak TNI dari Pos Marilaukin. Biasanya kami jual sayur dan buah kadang tidak habis, harus dibawa pulang lagi. Hari ini, langsung habis diborong. Uangnya bisa untuk beli kebutuhan anak sekolah dan kebutuhan dapur lainnya. Semoga kegiatan seperti ini terus ada, ” ucapnya penuh haru.
Lebih dari Transaksi Ekonomi
Kegiatan borong hasil tani ini tidak hanya menumbuhkan perputaran uang di perbatasan, tetapi juga mempererat ikatan emosional antara prajurit dan warga. Interaksi sederhana seperti tawar-menawar, bercengkerama di depan kebun, hingga tertawa bersama membuat masyarakat merasa dekat dengan aparat yang selama ini mereka lihat sebagai penjaga perbatasan.
Bagi anak-anak, kegiatan Rosita juga menjadi pengalaman menyenangkan. Mereka ikut membantu orang tua membawa hasil kebun sambil bercanda dengan prajurit. Momen kebersamaan ini menumbuhkan rasa percaya bahwa TNI benar-benar hadir bukan sekadar untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk membangun kehidupan.
Menyemai Harapan di Bumi Perbatasan
Program Rosita yang digagas Satgas Yonif 732/Banau di Marilaukin menjadi bukti nyata bahwa kehadiran TNI di Papua tidak hanya soal menjaga kedaulatan, tetapi juga soal merawat kehidupan rakyat. Dengan memborong hasil tani warga, Satgas memberikan kepastian ekonomi sekaligus semangat baru agar masyarakat semakin produktif mengelola lahan.
Di perbatasan yang jauh dari hiruk pikuk kota, langkah kecil seperti Rosita telah menciptakan dampak besar. Di Marilaukin, prajurit dan rakyat bahu-membahu bukan hanya menjaga tanah air, tetapi juga menumbuhkan harapan untuk masa depan yang lebih sejahtera.
(PenSatgas Yonif 732/Banau)