PAPUA - Suasana hangat penuh sukacita menyelimuti lapangan hijau di Gereja Baptis Distrik Goa Balim, Sabtu (20/9/2025). Di tempat itu, masyarakat dari Distrik Kuyawage, Distrik Goa Balim, serta kampung-kampung sekitar berkumpul bersama prajurit Satgas Yonif 408/Sbh Pos Wamitu untuk melaksanakan tradisi bakar batu.
Acara adat yang digelar menjelang ibadah baptisan di Gereja Baptis Wamitu pada Minggu (21/9/2025) tersebut menjadi wujud syukur sekaligus simbol kebersamaan. Bagi masyarakat Papua, tradisi bakar batu bukan sekadar pesta rakyat, tetapi juga perekat persaudaraan yang diwariskan secara turun-temurun.
Tradisi yang Menyatukan
Asap mengepul dari tungku batu panas, mengisi udara pegunungan dengan aroma khas daging dan umbi-umbian. Laki-laki dan perempuan bergotong royong menyiapkan hidangan, sementara anak-anak berlarian penuh tawa, menambah semarak acara. Di antara mereka, para prajurit Satgas turut bahu-membahu, memperlihatkan bahwa kebersamaan bisa terjalin tanpa sekat.
“Acara bakar batu ini bukan hanya tradisi, tetapi juga perekat persaudaraan antara Satgas dan masyarakat. Kami merasa menjadi bagian dari keluarga besar masyarakat Distrik Kuyawage dan Distrik Goa Balim, ” ungkap Lettu Inf Indra, Danpos Wamitu, dengan wajah penuh syukur.
Sambutan Hangat dari Warga
Kehadiran Satgas dalam momen adat tersebut disambut dengan tangan terbuka. Salah satu tokoh masyarakat Wamitu mengungkapkan rasa bahagianya.
“Kami senang Satgas selalu bersama kami, membantu kegiatan adat dan gereja. Kehadiran mereka membuat kami merasa diperhatikan dan semakin semangat untuk memajukan kampung, ” tuturnya haru.
Ungkapan itu menjadi bukti bahwa kehadiran prajurit bukan hanya soal menjaga keamanan, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan budaya bersama warga.
Membangun Persaudaraan di Tanah Papua
Acara bakar batu di Goa Balim ini kembali menegaskan komitmen Satgas Yonif 408/Sbh untuk terus hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai sahabat dalam kehidupan sehari-hari.
Kebersamaan yang tercipta di balik kepulan asap dan canda tawa tersebut menjadi simbol harapan: bahwa semangat gotong royong, persaudaraan, dan kedamaian akan terus tumbuh subur di tanah Papua.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono