YAHUKIMO - Kabut tipis menyelimuti pegunungan Mugi di pagi yang dingin, ketika sekelompok prajurit berseragam loreng melangkah pasti menuju Kampung Mugi, Distrik Mugi, Kabupaten Yahukimo. Mereka bukan sekadar datang membawa tugas pengamanan, tetapi juga membawa misi kemanusiaan: anjangsana dan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang tinggal jauh dari akses layanan medis memadai. Jum'at (19/09/2025).
Kegiatan itu dipimpin langsung oleh Dantim Pos Mugi, Letda Inf Juan Rivaldo Nainggolan. Kehadiran para prajurit Satgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti seakan menjadi cahaya yang menembus dingin dan keterbatasan di pedalaman. Anak-anak menyambut dengan senyum polos, orang tua memandang penuh syukur, sementara warga berbondong-bondong mendekat, menaruh harapan pada obat-obatan sederhana yang dibawa TNI.
Di bawah tenda sederhana yang didirikan prajurit, suasana hangat terasa. Pemeriksaan kesehatan, pembagian obat, hingga edukasi kesehatan dilakukan dengan penuh kesabaran. Bagi sebagian warga, pelayanan seperti ini mungkin menjadi satu-satunya akses medis yang bisa mereka nikmati dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami ingin hadir bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai saudara yang peduli. Kesehatan adalah hak semua orang. Melalui pelayanan sederhana ini, kami berharap warga Mugi benar-benar merasakan kehadiran negara di sisi mereka, ” ujar Letda Inf Juan Rivaldo Nainggolan dengan suara tegas namun hangat.
Bagi warga Mugi, kehadiran prajurit TNI di kampung mereka bukan hanya membawa rasa aman dari ancaman, tetapi juga menghadirkan sentuhan kemanusiaan. Beberapa warga tampak terharu ketika menerima obat, bahkan ada yang menyalami prajurit dengan penuh rasa hormat dan syukur.
Sementara itu, Dansatgas Mobile Yonif 644/Walet Sakti, Letkol Inf Tiertona Arga, S.I.P., menegaskan bahwa pelayanan kesehatan ini adalah salah satu bentuk nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Pelayanan kesehatan adalah jembatan hati antara TNI dan masyarakat. Kami ingin menunjukkan bahwa TNI hadir tidak hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk memastikan bahwa masyarakat tidak merasa sendiri. Kehadiran kami adalah bentuk kepedulian dan pengabdian, agar rakyat Papua merasakan sentuhan negara hingga ke pelosok, ” tegasnya.
Kehangatan itu nyata. Di tengah udara pegunungan yang menusuk tulang, tersulut sebuah api kecil berupa kepedulian. Api yang menerangi, menghangatkan, sekaligus meneguhkan keyakinan bahwa kebersamaan adalah obat paling mujarab bagi setiap jiwa.
Dari Kampung Mugi, sebuah pesan sederhana bergema: TNI dan rakyat adalah satu. Dan di tanah Papua, pesan itu bukan hanya semboyan, tetapi nyata terwujud lewat langkah kecil yang membawa harapan besar.
(PenSatgas Yonif 644/Walet Sakti)