Sekjen PBSI Rogoh Kocek Pribadi, Wako Alfin Merespon

2 hours ago 1

SUNGAIPENUH, JAMBI – Prestasi besar atlet bulu tangkis Kota Sungai Penuh di Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Jambi 2025 akhirnya mendapat sorotan dari Wali Kota Sungai Penuh, Alfin, SH.

Alfin menyampaikan apresiasi atas keberhasilan kontingen Sungai Penuh yang sukses membawa pulang 14 medali – terdiri dari 8 emas, 1 perak, dan 5 perunggu – sekaligus menempati posisi Juara Umum II.

"Kita sangat bangga dengan semangat perjuangan para atlet. Prestasi ini harus jadi contoh dan dipertahankan ke depan, " ujar Alfin, Minggu (21/9).

Sebagai bentuk penghargaan, ia berjanji segera mengundang para atlet, pelatih, dan manajer ke rumah dinas untuk bersilaturahmi sekaligus berdiskusi soal pembinaan olahraga di Sungai Penuh.

"Sedang diatur jadwalnya, mudah-mudahan bisa segera terlaksana. Saya ingin bertemu langsung dan memberi apresiasi, " tambahnya.

Namun, apresiasi ini justru menyisakan ironi. Selama Kejurprov berlangsung di Kuala Tungkal pada 14–20 September lalu, seluruh biaya akomodasi, transportasi, hingga konsumsi ditanggung sendiri oleh atlet dan orang tua mereka. KONI Sungai Penuh sama sekali tidak memiliki anggaran, sementara PBSI hanya mampu membantu Rp1, 5 juta untuk biaya pendaftaran. Bahkan, para atlet tidak mendapat seragam resmi kontingen.

Sekjen PBSI Kota Sungai Penuh sekaligus manajer tim, Wiza Septama, ikut angkat bicara soal perjuangan di balik layar. Ia mengaku harus mengorbankan waktu, tenaga, bahkan dana pribadi dalam jumlah besar demi memastikan kelancaran keberangkatan atlet.

"Saya menghabiskan dana pribadi jutaan rupiah untuk ngurus anak-anak, sampai harus meninggalkan pekerjaan. Bukan gampang ngurus sebanyak itu atlet. Dari pendaftaran, transportasi, penginapan, sampai urusan makan, semua saya yang handle, " ungkap Wiza.

Ia juga menegaskan, bantuan uang pendaftaran datang dari PBSI, bukan KONI.

"Itu yang bantu uang pendaftaran PBSI, bukan KONI, " tegasnya.

Meski begitu, Wiza menuturkan dirinya tak berharap imbalan materi. Baginya, kebahagiaan terbesar adalah melihat atlet binaan bisa mengukir prestasi.

"Tapi yang penting bagi saya, anak-anak bisa berprestasi. Itu sudah lebih berharga daripada apapun, " pungkasnya.

Meski penuh keterbatasan, semangat juang anak-anak bulu tangkis Sungai Penuh tak surut. Mereka tetap tampil gigih dan berhasil menorehkan sejarah baru. Fakta ini menjadi kontras dengan narasi apresiasi dari pemerintah yang baru muncul setelah prestasi diraih.

Kini, publik menanti bukti nyata, apakah apresiasi Wali Kota akan benar-benar berlanjut menjadi dukungan konkret, atau sekadar seremonial belaka.(son)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |