Simbol Warisan Suci: Prosesi Manah Toya Ning Warnai Upacara Baligia di Karangasem

4 hours ago 2

Karangasem – Prosesi sakral Manah Toya Ning atau Mendak Toya Ning dalam rangkaian Upacara Baligia dilaksanakan di Pura Pesucian Ulun Gangga, Taman Tirta Gangga, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Kamis (17/7/2025).

Prosesi ini dilakukan dengan cara “memanah” air suci oleh Ida Pedanda dengan panah berwarna keemasan sebagai simbol penyucian dan permohonan restu dari Ida Bathara, dimana air suci ini nantinya dipergunakan untuk muput seluruh tahapan upacara Baligia.

Air suci yang digunakan dalam prosesi Manah Toya Ning terlebih dahulu dilungsur, lalu dibawa dengan cara yang istimewa. Air tersebut dipapah oleh keluarga keturunan raja Puri Agung Karangasem yang duduk di atas singgasana, kemudian digendong dan diarak menuju Pura Pesucian Tirta Gangga melalui prosesi mepeed. Tradisi ini menjadi simbol kehormatan dan spiritualitas tinggi, karena hanya keturunan keluarga puri yang berhak memangku air suci tersebut sebagai lambang warisan suci dan agung dari leluhur. Prawartaka karya, Anak Agung Made Kosalya, menjelaskan bahwa air suci yang ditunas dalam prosesi ini merupakan inti dari keseluruhan upacara Baligia.

“Toya ning ini nantinya dipergunakan untuk muput seluruh tahapan upacara. Tradisinya, harus ada keturunan keluarga puri yang memangku toya tersebut sebagai simbol keagungan dan warisan spiritual dari Ida Bathara, ” jelasnya.

Air suci sebelumnya diambil oleh Manggala Karya A. A. Bagus Partha Wijaya bersama Prawartaka Karya A. A. Made Kosalia. Keduanya merupakan cucu Raja Karangasem ke XIV. Kemudian Air Suci diusung dan dihaturkan kepada Ida Pedanda Yadjamana Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan Bungaya selanjutnya dipergunakan sebagai Air Suci pemuput Upacara Karya Baligia Utama Puri Agung Karangasem.

Mengingat situasi lalu lintas padat akibat peralihan jalur dari Denpasar imbas jembatan rusak di Bajra, panitia upacara memilih rute yang aman selama prosesi mepeed dilaksanakan, agar tidak menambah kemacetan, terutama karena banyaknya truk besar di jalur utama.

“Pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas melibatkan personel dari Polres Karangasem, Dinas Perhubungan, pecalang Karangasem hingga pecalang Desa Adat Ababi, Percalang Desa Adat Ababi, ” terang Prawartaka karya, Anak Agung Made Kosalya.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan prosesi berjalan tertib hingga ke lokasi utama upacara di Pura Pesucian Tirta Gangga.(tim)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |