BLORA - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Blora kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan program kemandirian dan ketahanan pangan melalui kegiatan peternakan unggas. Kali ini, jajaran Rutan Blora melaksanakan kegiatan panen telur hasil budidaya dari peternakan internal yang telah dikelola secara mandiri oleh petugas bersama warga binaan pemasyarakatan.
Kegiatan panen tersebut dipimpin langsung oleh Kasubsi Pelayanan Tahanan, Tri Murcahyono, bersama jajaran petugas. Melalui kegiatan ini, jajaran Rutan Blora tidak hanya melaksanakan tugas pembinaan, tetapi juga mengoptimalkan potensi lahan dan fasilitas yang dimiliki untuk kegiatan produktif yang mendukung ketersediaan bahan pangan secara mandiri di lingkungan Rutan.
Tri Murcahyono menjelaskan bahwa program budidaya ayam petelur merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan serta pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Hasil telur yang diperoleh tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur internal, tetapi juga dapat diolah kembali menjadi berbagai produk olahan bernilai tambah yang mendukung kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan Rutan Blora.

“Telur-telur hasil panen ini nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar produk olahan seperti kue kering, roti, maupun makanan siap saji yang dikelola oleh warga binaan dalam program UMKM. Dengan begitu, kegiatan ini memiliki nilai keberlanjutan, mendukung ketahanan pangan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi, ” jelas Tri Murcahyono.
Kepala Rutan Blora, Sugito, menyampaikan apresiasi terhadap jajaran yang terus berinovasi dalam mendukung program pembinaan dan ketahanan pangan. “Kegiatan seperti ini sangat positif karena mampu mengembangkan keterampilan warga binaan, mendorong kemandirian, serta berperan dalam memperkuat ketahanan pangan di lingkungan Rutan. Kami berharap hasil olahan dari panen ini dapat menjadi produk unggulan UMKM binaan Rutan Blora, ” ujar Sugito.
Dengan keberhasilan panen telur ini, Rutan Blora semakin memperkuat upaya pembinaan berbasis kemandirian, kewirausahaan, dan ketahanan pangan. Program ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga pemasyarakatan dapat berperan aktif dalam mencetak warga binaan yang produktif, mandiri, serta siap berkontribusi positif bagi masyarakat setelah kembali ke lingkungan sosialnya. (Dheni)














































