PANGKEP SULSEL - Membangun desa dan kelurahan agar cepat maju dan mandiri bukan sekadar proyek fisik, tetapi pembangunan menyeluruh yang menyentuh manusia, ekonomi, sosial, dan tata kelola. Keberhasilan sebuah wilayah tidak hanya diukur dari infrastruktur, tapi dari kualitas hidup masyarakatnya dan kemandirian ekonominya. Untuk itu, dibutuhkan strategi konkret, kepemimpinan yang visioner, serta kolaborasi seluruh elemen masyarakat.
Langkah pertama adalah pemetaan potensi dan masalah secara partisipatif. Desa atau kelurahan harus tahu apa kekuatan yang dimiliki (seperti pertanian, perikanan, pariwisata, atau kerajinan) dan apa kendalanya (seperti kemiskinan, pengangguran, atau akses pendidikan). Pemetaan ini akan menjadi dasar perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
Selanjutnya, pemerintah desa atau kelurahan harus membangun tata kelola yang transparan, responsif, dan berbasis data. Setiap program dan anggaran harus bisa dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Dengan transparansi, kepercayaan warga tumbuh, dan partisipasi pun meningkat. Sistem pelayanan yang cepat, ramah, dan digital juga harus dikembangkan untuk mendukung efisiensi kerja.
Kemudian, untuk mempercepat kemajuan, desa dan kelurahan harus fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal. Bentuk kelompok usaha seperti BUMDes, koperasi, kelompok wanita tani, atau kelompok pemuda produktif. Dorong inovasi produk lokal, bantu akses modal dan pasar, serta manfaatkan teknologi digital untuk pemasaran. Ekonomi desa yang kuat akan menciptakan kemandirian yang berkelanjutan.
Aspek pendidikan dan pelatihan vokasi juga sangat penting. Desa/kelurahan perlu mendorong anak-anak muda untuk memiliki keterampilan kerja, baik di sektor pertanian modern, industri kreatif, teknologi, maupun jasa. Pemerintah bisa bekerja sama dengan lembaga pelatihan atau kampus untuk menghadirkan pelatihan di tingkat lokal.
Sementara itu, penguatan SDM aparatur desa atau kelurahan juga menjadi kunci. Mereka perlu diberikan pelatihan tata kelola, pelayanan publik, hingga kepemimpinan berbasis data dan partisipasi. Aparatur yang cakap dan berdedikasi akan mempercepat terwujudnya desa/kelurahan yang profesional dan siap bersaing.
Selain ekonomi dan SDM, desa juga harus memperkuat sektor lingkungan dan ketahanan pangan. Manfaatkan pekarangan, lahan tidur, dan kebun desa untuk pertanian pangan mandiri. Jaga kelestarian hutan, air, dan ekosistem lokal sebagai warisan dan sumber kehidupan. Desa yang hijau dan sehat adalah desa yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Untuk mempercepat kemandirian, kemitraan dengan swasta, perguruan tinggi, dan LSM juga penting dibangun. Desa/kelurahan dapat menjalin kerja sama untuk pelatihan, pendampingan usaha, riset, atau CSR. Dengan kolaborasi, desa tidak berjalan sendiri, melainkan menjadi bagian dari jaringan pembangunan yang lebih besar.
Terakhir, kunci semua itu adalah kepemimpinan desa dan kelurahan yang visioner, jujur, dan bekerja dengan hati. Pemimpin lokal harus menjadi teladan, mendengar aspirasi, dan menjadi motor penggerak inovasi. Ketika pemimpinnya kuat dan masyarakat dilibatkan, maka majunya desa bukan sekadar impian, tapi keniscayaan.
Pangkep 3 Juli 2025
Herman Djide
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan