Terkesan Arogan dan Tempramen, Kadis Pendidikan Morowali Dinilai Seperti Tak Berpendidikan

3 hours ago 3

MOROWALI, Indonesiasatu.id - Kadis Pendidikan Morowali, Amir Aminudin, dinilai bersikap arogan dan tempramen saat menerima aksi unjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Morowali, dua hari lalu (Jumat 18/09) di kantor Dinas Pendidikan Morowali.

Saat itu kedatangan AMP untuk mempertanyakan realisasi bantuan mahasiswa Morowali yang sudah mengalami keterlambatan, namun niat baik itu tidak mendapatkan respon baik malah sebaliknya hingga membuat situasi runyam, bahkan nyaris adu jotos antara AMP dan Kadis pendidikan Morowali.

Hal itu dipicu sikap Kadis Pendidikan Amir Aminudin yang justru terkesan melakukan intimidasi dan bersikap tempramen, dengan mempertanyakan status kemahasiswaan dan asal kampus para pengunjuk rasa dengan nada meninggi.

"Kampus mana ki, kampus mana...?, " Tanya Amir Aminudin yang justru salah orang.

Bukannya memberikan penjelasan pada substansi masalah, malah menambah masalah dan membuat berkepanjangan masalah, apalagi menyinggung langsung koordinator AMM yang dikoordinir Amrin selaku Korlap aksi, yang memang selami ini intens melakukan aksi demo menyuarakan aspirasi masyarakat Morowali.

Sontak saja hal itu memantik beragam tanggapan dari masyarakat Morowali, Kadis Pendidikan Amir Aminudin bukan saja dinilai arogan dan tempramen tetapi seperti tak berpendidikan, padahal menjabat sebagai Kadis Pendidikan yang seyogianya menunjukkan attitude sebagai seorang yang berpendidikan.

"Sikap arogansi yang ditunjukkan Kadis Pendidikan Amir Aminudin kepada adik-adik mahasiswa mencoreng marwah Pemda Morowali dan sangat memalukan seperti orang tak berpendidikan, attitude nya rendah, " ungkap Robby salah satu masyarakat Morowali kepada media ini Minggu petang (21/09/2025).

Demikian halnya disampaikan salah satu tokoh masyarakat Morowali, Irwan Arya, menilai bahwa kepala dinas pendidikan GAGAL dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Dinas pendidikan Morowali.

Mantan Ketua DPRD Morowali itu menyampaikan sebaiknya bijak dalam menyikapi semua persoalan, khususnya yang menyangkut bantuan SPP adik-adik mahasiswa.

"Selaku Dinas Teknis semestinya sudah tidak mengalami masalah serius tentang penyaluran bantuan yang dimaksud, di tambah lagi persoalan tentang pemberian Bantuan Seragam Sekolah yg tidak sesuai Harapan bagi adik-adik siswa (i) mubasir pakaian seragam tersebut hampir tidak bisa digunakan, " ungkapnya kepada media ini.

Lanjut Irwan Arya, di tambah lagi sikap tutur bahasa yang dilontarkan oleh Oknum kepala Dinas tersebut menunjukan tidak mencerminkan sebagai Orang Tua sebagai kepala dinas Pendidikan bagi adik-adik mahasiswa - pelajar siswa/i dalam menerima aspirasi nya, sehingga hampir saja terjadi Adu Fisik antara massa aksi dengan kepala dinas tersebut.

Irwan Arya juga meminta Bupati Morowali, Iksan, agar jangan takut dalam mengambil sikap dan bertindak untuk mengevaluasi internal DINAS P&P tersebut, walaupun infonya ada hubungan emosional dengan oknum kepala dinas tersebut, sehingga apa yang di harapkan oleh rakyat bisa berjalan dengan baik.

"Ini sebagai pembelajaran besar bagi OPD lainnya, agar Proses Pelayanan terhadap rakyat tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan. Ini cerminan bagi kita semuanya, ASN jangan merasa lebih tinggi derajatnya dari pada rakyat, ingat ! Gaji-tunjangan kalian itu bersumber dari Pajak Rakyat. Jadi, jangan salahkan kalau Rakyat meminta pelayanan yang baik terhadap kalian, " tandasnya.

Ketua Himpunan Mahasiswa Pemuda Pelajar Kecamatan Bahodopi Sulawesi Tenggara (HIMP2KAB-SULTRA) menyampaikan sikap tegas dan keprihatinan mendalam atas tindakan arogan yang ditunjukkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Morowali dalam aksi demonstrasi yang digelar oleh aliansi mahasiswa Kabupaten Morowali. 

Padahal, aksi tersebut bertujuan untuk menuntut kejelasan terkait penyaluran beasiswa dari pemerintah daerah yang hingga kini belum terealisasi secara transparan dan adil.

"Dalam aksi tersebut, salah satu rekan perjuangan kami, Amrin, selaku Ketua Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten Morowali. sekaligus kordinator Lapangan (KORLAP) Aksi mengalami perlakuan diskriminatif dari pimpinan Dinas Pendidikan. Kami menilai bahwa tindakan tersebut tidak sepatutnya terjadi, mengingat kehadiran kami dalam aksi tersebut bertujuan untuk mencari solusi atas persoalan yang dihadapi mahasiswa, bukan untuk menciptakan konflik atau ketegangan, " ungkapnya.

Atas hal itu, HIMP2KAB-SULTRA mengecam dengan tegas segala bentuk diskriminasi terhadap hak demokrasi, baik yang menyasar individu maupun kelompok, sebagaimana yang baru-baru ini dilakukan oleh pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Morowali. 

Tindakan tersebut dinilai merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap pejabat publik, terlebih oleh mereka yang berada dalam institusi pendidikan maupun lembaga yang semestinya menjadi garda terdepan dalam membentuk karakter dan kesadaran demokratis generasi muda.

"Maka atas tindakan arogan Kadis pendidikan dan kebudayaan Morowali, kami akan terus bergerak bersama melakukan solidaritas terhadap kawan kawan yang memperjuangan masalah pendidikan di Morowali dan ini akan kami kawal bersama karena kadis seperti ini tidak layak menjadi contoh, " tuturnya.

Kadis Pendidikan Amir Aminudin di konfirmasi media ini via WhatsApp (+62 821-8801-xxxx) tidak memberikan penjelasan rinci justru mengirimkan pemberitaan yang sudah di publish di salah satu media online.

Dari pernyataannya yang dikutip media ini di pemberitaan tersebut, Kadis Pendidikan Amir Aminudin menyatakan sikap arogansi yang dituduhkan kepadanya pada momen aksi demo mahasiswa tidak berdasar dan bertentangan dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Bahkan ditegaskan Amir Aminudin bahwa informasi dari sejumlah sumber pemberitaan yang menyebut terjadinya kekacauan atau sikap merendahkan mahasiswa tidak benar adanya.

"Justru sebaliknya, aksi demonstrasi mahasiswa pada Jumat 19 September 2025 kemarin berlangsung dengan damai dan tertib, " terangnya panjang lebar sembari memaparkan hal lainnya terkait tuntutan mahasiswa. (TAR)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |