Bukittinggi – Kabar menggembirakan datang dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi. Seekor anak harimau sumatera betina berhasil dilahirkan dan dirawat dengan baik oleh tim TMSBK. Dalam acara launching yang digelar pada Rabu (30/04/2025), anak harimau tersebut secara resmi diberi nama Banun Kinantan.
Acara ini turut dihadiri oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Wakil Wali Kota Bukittinggi Ibnu Asis, perwakilan Direktur Eksekutif APEKSI, para wali kota anggota APEKSI tahun 2025, Kepala SKPD di lingkungan Pemko Bukittinggi, serta undangan lainnya.
Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang disampaikan oleh Antonius Febri dari BKSDA Sumatera Barat menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan tersebut.
“Kami dari Kementerian Kehutanan mengucapkan selamat kepada Pak Novi dan tim dari BKSDA yang telah berhasil melakukan pendampingan hingga kelahiran satu individu harimau sumatera di TMSBK, ” ungkap Antonius.
Ia menjelaskan bahwa kelahiran Banun Kinantan menjadi bukti nyata komitmen TMSBK dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga konservasi melalui program pengembangbiakan (breeding).
“Perlu diketahui, anak harimau ini berasal dari induk betina yang juga lahir di sini, sementara induk jantannya merupakan harimau hasil penyelamatan dari kasus konflik dengan manusia di Painan, bernama Bujang Mande, ” jelasnya.
Bujang Mande diselamatkan dalam kondisi cedera parah pada kaki, dan karena tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya, harimau tersebut kemudian dirawat dan dijadikan bagian dari program pengembangbiakan di TMSBK.
“Jika satwa tidak memungkinkan untuk dibius atau dilepas kembali, maka akan diserahkan ke lembaga konservasi seperti TMSBK untuk dirawat dan dikembangbiakkan, ” tambah Antonius.
Ia menegaskan bahwa kelahiran ini juga menjadi tantangan bagi pengelola TMSBK untuk menyiapkan strategi pengelolaan jika populasi harimau terus bertambah.
“Tentu ke depan TMSBK perlu menyiapkan langkah-langkah seperti pengaturan daya tampung, tukar-menukar satwa, dan kerja sama antar lembaga, ” ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya atas kelahiran anak harimau yang semakin memperkuat peran TMSBK sebagai lembaga konservasi.
“Kita bersyukur dengan bertambahnya koleksi harimau sumatera di TMSBK kita. Anak harimau ini kita beri nama Banun Kinantan, ” ujar Ramlan saat diwawancarai awak media.
Ia mengungkapkan bahwa populasi harimau sumatera kini sangat memprihatinkan.
“Harimau sumatera saat ini sangat langka. Di seluruh Sumatera jumlahnya tidak sampai 700 ekor, dan di Sumatera Barat diperkirakan tinggal sekitar 60 ekor saja, ” jelasnya.
Ramlan menyebutkan bahwa TMSBK kini memiliki delapan ekor harimau, tujuh di antaranya milik TMSBK dan satu hasil penyelamatan oleh BKSDA.
“Saya sudah mengirim surat ke BKSDA agar harimau yang berhasil diselamatkan dan tidak bisa dilepasliarkan lagi bisa dititipkan dan dirawat di TMSBK. Jika bisa berkembang biak di sini, secara genetik hasilnya akan lebih baik, ” paparnya.
Ia menegaskan bahwa keberadaan satwa langka ini bukan hanya untuk wisata, tetapi juga bagian dari tanggung jawab pelestarian.
“Harimau sumatera ini harus kita jaga dan pelihara dengan sebaik mungkin, karena ini kekayaan alam yang sangat berharga dan sudah langka, ” tutupnya.(Lindafang)