Ngguti, Papua Tengah - Gelombang penolakan terhadap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus meluas di berbagai wilayah Papua. Kali ini, masyarakat Distrik Ngguti menyatakan sikap tegas: mengecam keras tindakan brutal OPM sekaligus menolak kehadiran maupun aktivitas kelompok tersebut di wilayah mereka.
Pernyataan ini lahir dari sebuah pertemuan yang mempertemukan tokoh adat, tokoh agama, perwakilan pemuda, hingga kaum perempuan. Dalam forum itu, suara masyarakat berpadu bulat menegaskan keinginan untuk hidup dalam kedamaian, jauh dari ancaman intimidasi dan kekerasan.
Suara Tegas dari Adat dan Agama
Tokoh adat Distrik Ngguti, Yafet Wakerkwa, menilai bahwa OPM telah menyimpang jauh dari nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur Papua. Ia menegaskan, dalih perjuangan yang sering digaungkan kelompok bersenjata itu tidak pernah terbukti membawa kesejahteraan.
“OPM bilang berjuang untuk rakyat Papua, tapi yang terjadi justru membuat rakyat menderita. Kami di Ngguti tidak butuh kekerasan, kami butuh hidup tenang, aman, dan sejahtera bersama keluarga, ” ucap Yafet dengan nada tegas, Sabtu (13/9/2025).
Nada serupa datang dari tokoh agama, Pendeta Markus Kobak, yang menegaskan bahwa kekerasan yang dilakukan OPM sudah mencederai nilai kemanusiaan dan membuat jemaat resah.
“Kekerasan tidak pernah membawa kebaikan. Jemaat kami resah, anak-anak takut, dan banyak warga merasa tidak aman. Karena itu, kami menolak dengan keras segala bentuk kegiatan OPM di tanah ini, ” ujar Pendeta Markus.
Generasi Muda Pilih Membangun, Bukan Menghancurkan
Suara lantang juga datang dari kalangan pemuda Distrik Ngguti. Daniel Wandagau, ketua pemuda setempat, menegaskan bahwa generasi muda Papua ingin tumbuh dalam suasana damai untuk meraih masa depan yang lebih baik.
“Kami ingin belajar, ingin bekerja, ingin membangun masa depan yang lebih baik. OPM tidak ada gunanya bagi kami. Yang ada hanya membuat masyarakat semakin miskin dan menderita, ” tegas Daniel.
Bagi generasi muda, Papua yang damai adalah ruang untuk berkarya. Sementara jalan kekerasan hanya menjadi penghalang bagi pendidikan, ekonomi, dan pembangunan.
Dukungan untuk Pemerintah dan Aparat Keamanan
Dalam pernyataannya, masyarakat Distrik Ngguti juga menegaskan **dukungan penuh kepada pemerintah dan Aparat Keamanan (Apkam)**. Mereka percaya, hanya dengan kebersamaan dan sinergi, ketenteraman serta kesejahteraan bisa terjaga di tanah Papua.
Kehadiran Apkam dianggap bukan hanya sebagai penjaga keamanan, melainkan juga sebagai sahabat rakyat yang membantu memastikan kehidupan sosial tetap berjalan harmonis.
Jalan Damai, Bukan Kekerasan
Sikap tegas warga Ngguti menjadi sinyal kuat bahwa OPM semakin kehilangan simpati di mata rakyat. Masyarakat mulai sadar, jalan kekerasan tidak pernah menghadirkan solusi, melainkan hanya memperpanjang penderitaan.
Kini, dengan suara bulat dari adat, agama, dan generasi muda, Distrik Ngguti mengirim pesan jelas: Papua butuh damai, butuh pembangunan, dan butuh masa depan yang lebih sejahtera, bukan janji kosong dan teror bersenjata.
(APK/ Redaksi (JIS)