Warga Dogiyai Bangkit! Tolak OPM Usai Aksi Brutal Pembacokan Warga Sipil

4 hours ago 2

PAPUA - Gelombang penolakan terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin kuat di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Aksi penolakan ini dipicu oleh insiden keji berupa pembacokan terhadap seorang warga sipil yang diduga dilakukan oleh anggota OPM di wilayah tersebut.

Kekerasan itu langsung memicu kemarahan besar dari masyarakat. Warga dari berbagai kampung berbondong-bondong berkumpul, menyatakan sikap menolak keberadaan OPM yang dinilai membawa ancaman, ketakutan, dan ketidakamanan di tanah mereka.

Manase Kogoya, tokoh adat Dogiyai, mengecam keras aksi kekerasan tersebut.

“Tanah ini adalah tanah damai. Tidak ada ruang bagi kekerasan. OPM sudah cukup membuat rakyat menderita. Kami nyatakan dengan tegas, Dogiyai menolak kehadiran OPM!” tegas Manase Kogoya di hadapan ratusan warga.

Dukungan penolakan terhadap kelompok bersenjata ini juga datang dari pemuka agama. Pendeta Yonas Tebai, tokoh gereja lokal, menyebut bahwa aksi pembacokan terhadap warga sipil adalah tindakan biadab yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.

“Perjuangan tidak dilakukan dengan membunuh saudara sendiri. Gereja berdiri bersama rakyat untuk menolak segala bentuk kekerasan, termasuk dari OPM. Cukup sudah! Dogiyai butuh damai, bukan teror.” ujar Pendeta Yonas dengan lantang di depan jemaat.

Merespon situasi tersebut, aparat TNI dan Polri bergerak cepat dengan meningkatkan patroli keamanan dan memperkuat penjagaan di sejumlah titik rawan. Di sisi lain, masyarakat juga menggelar doa bersama dan ritual adat sebagai bentuk dukungan kepada korban serta mempertegas sikap bersama menolak keberadaan OPM.

Warga berharap pemerintah dan aparat keamanan terus hadir secara konsisten untuk memastikan rasa aman, sekaligus mendukung upaya membangun kembali kedamaian dan ketertiban di Dogiyai. (Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |