JAKARTA - Usulan dari Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan gerbong khusus untuk penumpang merokok menuai respons tegas. PT KAI melalui Vice President Public Relation-nya, Anne Purba, menegaskan bahwa kereta api saat ini sepenuhnya bebas dari asap rokok. Pernyataan ini disampaikan Anne Purba kepada Kompas.com pada Kamis (21/8/2025), menggarisbawahi prinsip perusahaan dalam menjaga kualitas layanan.
PT KAI menyatakan bahwa pihaknya senantiasa terbuka menerima masukan, kritik, dan berbagai bentuk umpan balik dari masyarakat demi peningkatan kualitas layanan. Hal ini merupakan bagian dari komitmen KAI dalam memenuhi harapan pengguna jasa kereta api.
“KAI menerima masukan, kritik, dan feedback dalam peningkatan layanan hingga sampai saat ini, ” ujar Anne Purba, menegaskan sikap terbuka perusahaan terhadap aspirasi publik.
Fokus utama KAI dalam setiap penyelenggaraan layanannya adalah pada aspek keselamatan dan kenyamanan seluruh penumpang. Prioritas ini menjadi landasan dalam setiap pengambilan keputusan operasional perusahaan.
“Kami mengelolanya dengan baik dengan tetap mengutamakan keselamatan, pelayanan, dan kenyamanan pengguna keretaapi secara menyeluruh, ” tambah Anne.
Sebelumnya, Nasim Khan dari Fraksi PKB mengemukakan idenya untuk menyediakan satu gerbong khusus penumpang merokok, atau yang berfungsi sebagai area merokok, pada kereta api jarak jauh. Ia berargumen bahwa fasilitas semacam ini pernah ada sebelumnya dan dapat dihidupkan kembali.
“Paling tidak, Pak, ini ada masukan juga gerbong yang selama ini, dulu ada, tapi setelah itu dihilangkan. Adalah sisakan satu gerbong untuk kafe ya kan, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area, Pak, ” ujar Nasim di Gedung DPR RI, Rabu (20/8/2025).
Usulan ini disampaikan Nasim Khan dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, beserta jajaran direksi.
Nasim Khan meyakini bahwa penyediaan gerbong khusus perokok ini akan memberikan keuntungan bagi PT KAI, mengingat tingginya jumlah penumpang kereta api jarak jauh yang memiliki kebiasaan merokok.
Lebih lanjut, Nasim berpandangan bahwa keberadaan gerbong khusus perokok dapat menjadi solusi bagi kenyamanan penumpang selama menempuh perjalanan panjang. Ia mengibaratkan dengan moda transportasi lain seperti bus yang seringkali menyediakan area merokok.
“Karena 8 jam perjalanan jauh, Pak. Di bus aja, Pak, 12 jam hampir, 8 jam, 10 jam, itu ada smoking area di bus. Masa kereta sepanjang itu, satu gerbong, Pak, saya yakin bisa itu, Pak. Ini aspirasi loh, Pak. Jawa Timur paling banyak ini semua se-Jawa ini paling banyak, Pak, kasihan dia, Pak. Nilai kemanusiaan juga bisa diterima gitu, ” pungkasnya, menyuarakan keprihatinan dan usulan berdasarkan pengamatan di lapangan. (Warta Parlemen)