JAKARTA - Langkah strategis diambil Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memperkuat kemandirian pangan nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui dorongan pengembangan dan hilirisasi tepung singkong termodifikasi, atau yang akrab disapa modified cassava flour (mocaf), sebagai alternatif unggulan pengganti gandum impor.
Dalam agenda kunjungan kerja ke salah satu pabrik mocaf di Banjarnegara, Jawa Tengah, Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim, tak ragu menyuarakan optimisme. Ia melihat potensi luar biasa dalam mocaf untuk bertransformasi menjadi bahan baku krusial yang mampu menggantikan dominasi tepung terigu di pasar domestik.
"UMKM mocaf bisa naik kelas melalui peningkatan kapasitas produksi dan pendampingan yang berkelanjutan. Dengan begitu, akan terbentuk ekosistem produksi dari hulu ke hilir yang menghasilkan produk berstandar tinggi dan berdaya saing di pasar, " ujar Arif dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (19/10/2025) .
Sebagai wujud nyata dukungan, Kementerian UMKM berencana merancang berbagai skema pembiayaan yang inovatif. Selain itu, kolaborasi pembangunan rantai pasok bersama para pemangku kepentingan akan digalakkan demi memperkukuh fondasi industri olahan singkong di tanah air.
Ketergantungan Indonesia pada impor gandum memang menjadi catatan penting, mengingat kondisi agroekosistem yang kurang ideal untuk budidaya tanaman tersebut. Di sinilah mocaf, yang berasal dari singkong, menawarkan solusi lokal yang cerdas dengan prospek pasar global yang menjanjikan.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan geliat produksi singkong di tujuh wilayah Jawa Tengah pada tahun 2023, yang mencapai angka fantastis 2, 55 juta ton. Angka ini mengukuhkan Banjarnegara sebagai salah satu sentra utama penghasil komoditas pangan strategis ini.
Salah satu produsen mocaf di Banjarnegara patut diacungi jempol. Perusahaan ini mampu memproduksi mocaf antara 60 hingga 100 ton setiap bulannya. Jangkauan pemasarannya pun tak main-main, telah merambah ke berbagai penjuru Nusantara seperti Jawa Barat, Sumatera, dan Sulawesi. Lebih membanggakan lagi, produk mereka berhasil menembus pasar internasional, menyapa konsumen di Arab Saudi dan Dubai. (PERS)