PAPUA - Dinamika internal organisasi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, keputusan tegas diambil: posisi Benny Wenda resmi dibekukan dari struktur kepemimpinan. Langkah ini dipandang sebagai sinyal bahwa kiprah Wenda, yang selama ini lebih banyak dipenuhi janji-janji kosong, tak lagi relevan dengan aspirasi nyata masyarakat Papua.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden Eksekutif ULMWP yang juga Ketua WPNCL, Menase Tabuni. Ia menegaskan bahwa pembekuan jabatan merupakan bagian dari dinamika organisasi yang lumrah dalam setiap perjuangan politik.
“Perlu kami sampaikan bahwa pembekuan dalam struktur organisasi adalah hal yang wajar dan bisa terjadi dalam dinamika perjuangan. Kami yang dibekukan menerima dan menghormati keputusan tersebut sebagai bagian dari mekanisme organisasi. Oleh karena itu, kami berharap tidak ada perdebatan berlarut-larut terkait hal ini, ” ujar Tabuni, Sabtu (20/9/2025).
Kritik Tajam dari Internal ULMWP
Sejumlah tokoh internal ULMWP memberikan kritik keras terhadap kiprah Benny Wenda. Ketua Yudikatif ULMWP sekaligus Ketua Dewan Adat Byak, Apolos Sroyer, menilai Wenda gagal memperjuangkan kepentingan rakyat Papua. Ia menuduh Wenda justru sibuk mengejar kepentingan pribadi.
“Fakta yang terlihat jelas adalah bahwa Benny Wenda tidak berjuang untuk masyarakat Papua melainkan berjuang untuk dirinya sendiri. Hal ini sudah lama menjadi sorotan internal, ” tegas Apolos.
Nada serupa disampaikan Ketua Legislatif ULMWP sekaligus Sekretaris Dewan Adat Papua, Welem Rumaseb. Menurutnya, Wenda terlalu sering melempar janji-janji yang tidak pernah terbukti.
“Benny Wenda sudah banyak mengumbar janji-janji yang tidak jelas. Hal ini tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat, tetapi juga melemahkan soliditas organisasi, ” ungkap Welem.
Diplomasi Luar Negeri yang Mandek
Bagi sebagian besar masyarakat Papua, keputusan ini mempertegas kegagalan strategi ULMWP di bawah Wenda yang lebih menekankan diplomasi internasional. Meski sering tampil di forum-forum luar negeri, kiprah tersebut dianggap tidak memberi dampak konkret bagi masyarakat di tanah Papua.
Beberapa tokoh adat menyebut, keberadaan Wenda di luar negeri justru menjauhkan dirinya dari realitas penderitaan rakyat. Sementara itu, masyarakat Papua berharap organisasi ini bisa kembali fokus pada perjuangan nyata yang berdampak langsung bagi kesejahteraan mereka.
Harapan Baru untuk Papua
Pembekuan Benny Wenda menandai babak baru dalam perjalanan ULMWP. Banyak pihak menanti arah perjuangan berikutnya, apakah organisasi tersebut akan tetap berfokus pada agenda separatisme yang melemah, atau mulai mencari jalan damai dengan bergabung dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bagi masyarakat Papua, keputusan ini diharapkan membawa perubahan positif. Mereka menuntut kepemimpinan yang benar-benar memikirkan kepentingan rakyat, bukan lagi sosok yang hanya pandai mengumbar janji palsu.
(APK/ Redaksi (JIS)