PUNCAK - Narasi sesat kembali dimainkan oleh kelompok separatis bersenjata TPNPB-OPM. Melalui akun Facebook mereka, “TPNPB News”, mereka menyebarkan berita bohong yang menuduh prajurit TNI menjadikan SD Inpres Wangbe di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, sebagai markas militer. Tuduhan tersebut dipastikan hoax, tidak berdasar, dan menyesatkan.
Dalam unggahan yang diindikasikan terbit pada Senin, 30 Juni 2025, mereka bahkan memfitnah bahwa kehadiran pasukan TNI di Kampung Merilaukin, Distrik Wangbe, bertujuan untuk mengintimidasi masyarakat.
Fakta di lapangan justru 180 derajat berbeda. Komandan Satgas Yonif 732/Banau yang tergabung dalam Koops TNI Habema, Letkol Inf Muhammad Nurul Chabibi, S.H., menegaskan bahwa kehadiran TNI di Kampung Merilaukin justru atas permintaan masyarakat sendiri demi melindungi mereka dari teror dan kekerasan yang dilakukan oleh OPM.
“Masyarakat meminta kami hadir karena selama ini mereka menjadi korban kekerasan OPM. Mulai dari pemerasan, pencurian hasil ternak seperti babi, perampasan dana desa, hingga aksi kekerasan yang tidak manusiawi, ” tegas Letkol Inf M. Nurul Chabibi.
Lebih tegas, Dansatgas menambahkan bahwa OPM kerap mengintimidasi, memukul, bahkan tak segan membunuh warga sipil, baik pendatang maupun warga asli Papua. Tindakan mereka tidak hanya meresahkan tetapi juga telah menciptakan penderitaan bagi masyarakat di pelosok-pelosok Papua.
Kepala Kampung Merilaukin, Pengganus Kiwak, menguatkan fakta tersebut. Ia mengungkapkan betapa masyarakat merasa lega dan bersyukur atas kehadiran TNI di kampungnya.
“Kami sangat senang TNI ada di kampung kami. Sebelum ada TNI, kami sering diancam. Mereka (OPM) sering minta uang, ambil babi kami, bahkan mengancam keselamatan kami. Sekarang kami merasa aman. Terima kasih untuk bapak-bapak TNI yang sudah mau tinggal jauh-jauh di kampung kami, ” ujar Pengganus Kiwak.
Satgas Yonif 732/Banau menegaskan bahwa tuduhan TPNPB-OPM yang mengatakan TNI menjadikan sekolah sebagai markas adalah fitnah yang sengaja disebar untuk membangun opini sesat dan menggiring narasi bohong ke publik internasional.
“Kami hadir untuk melindungi masyarakat, bukan untuk menguasai fasilitas umum. Justru sebaliknya, OPM-lah yang kerap menggunakan rumah warga bahkan fasilitas umum sebagai tempat persembunyian mereka, ” tegas Letkol Chabibi.
Kehadiran TNI di Distrik Wangbe dan Kampung Merilaukin adalah bagian dari misi kemanusiaan untuk menghadirkan rasa aman, mengembalikan harapan, dan melindungi hak-hak dasar masyarakat yang selama ini terus-menerus menjadi korban kekejaman OPM. (Red)