PANGKEP SULSEL— Bupati Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan DR H Muhammad Yusran Lalogau, Sp, Msi meresmikan Gedung Perpustakaan Daerah yang berlokasi di Jln. Terminal Baru, Kelurahan Samalewa, Kecamatan Bungoro, pada Rabu, 30 Juli 2025. Gedung megah ini merupakan bagian dari proyek pembangunan berbasis Dana Alokasi Khusus (DAK) sub-bidang perpustakaan tahun anggaran 2024.
Peresmian tersebut sekaligus menjadi momen peluncuran proyek perubahan bertajuk “Pa’bicara”, yang bertujuan meningkatkan akses literasi dan inklusi sosial di masyarakat. Acara ini dihadiri oleh Bupati Pangkep Dr. H. Muh. Yusran Lalogau, Wakil Bupati Drs. H. Abd. Rahman Assegaf, Dandim 1421/Pangkep Letkol Inf. Muh. Fajar, unsur Forkopimda, perwakilan Polres dan Kejaksaan, anggota DPRD, tokoh masyarakat, serta para insan pers.
Gedung perpustakaan ini bukan hanya tempat penyimpanan buku, tetapi juga dirancang sebagai ruang publik yang nyaman dan multifungsi. Fasilitasnya meliputi ribuan koleksi buku, laboratorium komputer, ruang baca, perpustakaan milenial, kafe dan resto, hingga teater mini untuk pemutaran film edukatif.
Dalam rangka mendorong literasi hingga ke pelosok, Bupati Yusran juga menyerahkan bantuan bahan bacaan bermutu kepada sejumlah perpustakaan desa dan kelurahan, perpustakaan masjid, serta taman baca masyarakat di Pangkep.
Tidak hanya itu, lima sekolah menengah pertama juga mendapatkan bantuan perlengkapan marching band. Sekolah tersebut adalah SMPN 1 Minasatene, SMPN 2 Labakkang, SMPN 3 Satap Balocci, SMPN 1 Liukang Tupabbiring, dan SMPN 1 Labakkang.
Momen penting lainnya adalah penyerahan bantuan buku bermutu dari Perpustakaan Nasional RI kepada Pemprov Sulsel untuk Kabupaten Pangkep. Total buku yang diserahkan mencapai 55.000 eksemplar dengan nilai Rp 291.500.000.
Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Andi Sucianita Hatta, menyampaikan bahwa dari seluruh kabupaten/kota di Sulsel, Pangkep menjadi penerima bantuan buku terbanyak dari Perpustakaan Nasional.
“Ini menunjukkan komitmen tinggi Pemkab Pangkep dalam membangun budaya literasi dan akses informasi yang setara di tengah masyarakat, ” ujar Sucianita.
Program Pa’bicara yang diluncurkan juga menjadi simbol transformasi perpustakaan dari ruang baca tradisional menjadi pusat komunitas yang partisipatif, terbuka, dan memberdayakan.
Menurut Bupati Yusran, keberadaan perpustakaan ini diharapkan menjadi tonggak kemajuan pendidikan informal dan ruang pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat Pangkep.
Dengan konsep perpustakaan inklusif, seluruh lapisan masyarakat termasuk anak-anak, pelajar, ibu rumah tangga, dan difabel dapat memanfaatkan fasilitas ini sebagai tempat belajar, berkarya, dan berinteraksi.
Perpustakaan Pangkep kini bukan lagi sekadar bangunan, melainkan cerminan komitmen daerah untuk menciptakan masyarakat pembelajar yang tangguh dan adaptif di era digital. ( Herman Djide)