INTERNASIONAL - Di tengah pesatnya perkembangan zaman, sains interdisipliner hadir sebagai jawaban atas tantangan kompleks di masa depan. Bidang yang memadukan berbagai disiplin ilmu ini, seperti biologi, kimia, hingga teknologi, membuka pintu bagi lahirnya pengetahuan dan inovasi baru yang tak terduga. Bayangkan saja, bioteknologi dan neurobiologi adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi keilmuan dapat menghasilkan terobosan luar biasa. Penguatan bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang kini digalakkan, semakin menegaskan pentingnya sains interdisipliner sebagai fondasi pembangunan bangsa.
Kehadiran 11 institusi pendidikan tinggi di Indonesia dalam daftar bergengsi Top 500 dunia di bidang sains interdisipliner versi Times Higher Education (THE) Rankings 2026 adalah bukti nyata betapa potensi pendidikan tinggi tanah air mampu mempersiapkan generasi unggul untuk era digital yang penuh peluang ini. Ini adalah pencapaian yang patut kita banggakan bersama, sebuah cerminan kerja keras para pendidik dan peneliti di Indonesia.
Berikut adalah daftar perguruan tinggi kebanggaan kita yang berhasil menembus peringkat dunia di bidang sains interdisipliner:
1. Institut Pertanian Bogor (IPB)
2. Universitas Indonesia (UI)
3. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4. Institut Teknologi Bandung (ITB)
5. Universitas Padjadjaran
6. Universitas Andalas
7. Universitas Sebelas Maret
8. Universitas Brawijaya
9. Telkom University
10. Universitas Hasanuddin
11. Universitas Pendidikan Indonesia
Proses penilaian pemeringkatan ini dilakukan secara komprehensif melalui tiga tahapan krusial: masukan (input), proses, dan keluaran (output). Tahap keluaran memegang bobot terbesar, yaitu 65 persen, diikuti oleh masukan (19 persen) dan proses (16 persen). Setiap tahapan memiliki fokus penilaian tersendiri yang esensial untuk mengukur kualitas penelitian sains interdisipliner.
Pada tahap masukan, perhatian diberikan pada besarnya alokasi pendanaan untuk penelitian sains interdisipliner, baik dari institusi maupun industri, serta jumlah staf akademik yang mumpuni. Ini menunjukkan betapa pentingnya investasi dalam riset untuk mendorong kemajuan.
Selanjutnya, tahap proses mengukur sejauh mana universitas secara aktif mendukung penelitian lintas disiplin. Indikatornya mencakup ketersediaan fasilitas fisik yang memadai, dukungan administratif yang solid, hingga sistem jabatan dan promosi yang benar-benar menghargai kontribusi interdisipliner para akademisi. Universitas yang berhasil di tahap ini adalah mereka yang menciptakan ekosistem kondusif untuk kolaborasi.
Tahap terakhir, keluaran, menjadi penentu utama dengan bobot terbesar. Penilaian di sini mencakup kuantitas publikasi ilmiah interdisipliner yang dihasilkan, dampak sitasi yang menunjukkan pengaruh riset lintas disiplin, hingga reputasi global universitas berdasarkan survei yang melibatkan para peneliti aktif. Ini adalah tolok ukur keberhasilan sebuah institusi dalam memberikan kontribusi nyata bagi dunia sains. (Warta Kampus)