Ibadah di Perbatasan: Harmoni Doa dan Damai Prajurit TNI Bersama Warga Julukoma

1 month ago 24

PAPUA - Di tengah sunyi dan damainya pegunungan Papua, sebuah momen penuh makna terselenggara di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Papua Tengah. Prajurit Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 732/Banau yang bertugas di Pos Julukoma tak hanya menjalankan misi keamanan, tetapi juga hadir dalam kegiatan spiritual dan sosial yang menyentuh hati masyarakat. Pada Minggu, 27 Juli 2025, mereka melaksanakan ibadah Minggu bersama warga di gereja kampung, dipimpin langsung oleh Danpos Julukoma, Letda Inf Dismas.

Suasana gereja pagi itu terasa begitu hangat dan penuh keakraban. Lantunan doa dan puji-pujian tidak hanya menjadi perwujudan iman, tetapi juga menjelma menjadi simbol kebersamaan dan kemanunggalan antara TNI dan rakyat. Di balik seragam loreng, para prajurit menunjukkan sisi kemanusiaan yang lembut—menyatu dengan masyarakat dalam kekhusyukan ibadah.

“Kami hadir di sini bukan semata sebagai penjaga tapal batas, tetapi sebagai saudara dan bagian dari masyarakat Julukoma. Melalui ibadah bersama, kami ingin memperkuat hubungan batin dan membangun kedekatan yang tulus, ” ujar Letda Inf Dismas dengan nada tenang dan penuh empati.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kehadiran TNI di wilayah perbatasan bukan hanya sebatas menjalankan tugas pertahanan negara, melainkan juga turut menyentuh kehidupan sosial dan spiritual masyarakat lokal.

Salah satu tokoh masyarakat Kampung Julukoma, Bapak Waromi, menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian para prajurit.

“Kami sangat senang dan bangga bisa beribadah bersama bapak-bapak TNI. Ini bukan hanya soal ibadah, tapi soal hati yang menyatu. Kehadiran mereka membuat kami merasa lebih aman dan dihargai. Semoga kebersamaan seperti ini terus ada, ” ungkapnya haru.

TNI dan Rakyat: Satu dalam Doa, Bersatu dalam Damai

Ibadah bersama ini menjadi ruang yang melampaui sekat peran dan status. Tidak ada lagi batas antara aparat dan warga, yang ada hanyalah kemanusiaan yang saling menguatkan. Di tengah tantangan geografis dan keterbatasan akses, Satgas Yonif 732/Banau terus menunjukkan bahwa kekuatan sejati prajurit bukan hanya pada senjata, tetapi juga pada kepedulian, kehadiran, dan cinta kepada rakyat.

Melalui kegiatan seperti ini, semangat "TNI hadir untuk rakyat" benar-benar terasa nyata, menciptakan getaran damai di perbatasan yang kerap sunyi dari sorotan. Dari Julukoma, pesan ketulusan dan pengabdian itu menggema: bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia yang harus dirawat dengan cinta, bukan hanya dijaga dengan senjata.

Redaktur: PenSatgas Yonif 732/Banau

Read Entire Article
Karya | Politics | | |