PADANG — Jasa Raharja Sumatera Barat bergerak cepat menangani korban kecelakaan tragis antara mobil Honda Brio F-1150-FAO dengan Kereta Api jurusan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Jati Koto Panjang, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Kamis, 21 Agustus 2025, sekitar pukul 11.30 WIB.
Mobil yang ditumpangi tujuh pelajar SMA Negeri 10 Kota Padang tertemper kereta api dari arah Simpang Aru. Akibat peristiwa tersebut, dua pelajar meninggal dunia, yaitu Nabila (16) dan Aliya (16). Sementara lima lainnya, yakni Jihan, Adisti, Anisa, Azura, dan Nayala, mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Kepala Kantor Wilayah Jasa Raharja Sumatera Barat, Teguh Afrianto, memastikan seluruh korban mendapat jaminan sesuai UU No. 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
“Untuk korban luka-luka, kami sudah menerbitkan surat jaminan biaya perawatan ke rumah sakit agar dapat segera ditangani. Sedangkan untuk korban meninggal dunia, santunan akan segera kami serahkan kepada ahli waris dalam waktu dekat, ” jelas Teguh.
Jasa Raharja juga terus berkoordinasi dengan rumah sakit dan pihak keluarga untuk mempercepat proses penyerahan santunan serta memastikan korban luka mendapatkan layanan terbaik.
Sementara itu, pihak kepolisian bersama Polsuska telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan. Perlintasan tanpa palang pintu kembali menjadi sorotan penting dalam upaya meningkatkan keselamatan lalu lintas di Kota Padang.
Tragedi ini menjadi pengingat agar masyarakat selalu waspada saat melintas di perlintasan kereta api, terutama yang tidak memiliki palang pintu.
Jasa Raharja menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait dalam sosialisasi keselamatan berlalu lintas, baik di jalan raya maupun saat melintas di perlintasan kereta api.
