Jembatan Kanal Timur DPRD Jepara Dibongkar, Polisi Siapkan Jalur Alternatif dan Imbau Warga Tertib Berlalu Lintas

3 weeks ago 13

JEPARA - Arus lalu lintas di pusat Kota Jepara dipastikan akan mengalami perubahan besar selama dua bulan ke depan. Pasalnya, Jembatan Wahid Hasyim atau lebih dikenal sebagai Jembatan Kanal yang berada di sisi timur Gedung DPRD Jepara mulai resmi dibongkar sejak Senin (25/8/2025).

Pembongkaran jembatan yang menjadi salah satu akses vital warga menuju dan keluar Kota Jepara ini dilakukan demi perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman dan representatif. Namun, konsekuensinya, kendaraan tidak lagi diperbolehkan melintas di kawasan tersebut hingga proses pembongkaran selesai pada 25 Oktober 2025 mendatang.

Polisi Pasang Papan Imbauan di Titik Strategis

Menanggapi hal ini, Polres Jepara bergerak cepat dengan melakukan rekayasa lalu lintas. Papan imbauan telah dipasang di sejumlah titik strategis agar pengendara tidak salah jalur. Beberapa di antaranya berada di Jembatan BRI, Pertigaan Potroyudan, Bundaran Ngabul, Perempatan Rahayu, Perempatan SMIK, serta Pertigaan Ngasirah Mulyoharjo (jalan lingkar).

Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso melalui Kasihumas AKP Dwi Prayitna menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi imbauan tersebut.

“Langkah pengalihan arus ini dilakukan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang dapat menyebabkan kemacetan. Kami berharap masyarakat bisa menyesuaikan dan memaklumi situasi ini demi kelancaran pembangunan dan lalu lintas ke depan, ” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Dua Jalur Alternatif Disiapkan

Untuk mengantisipasi kepadatan, Polres Jepara bersama Dinas Perhubungan menyiapkan dua jalur alternatif.

Alternatif pertama, bagi kendaraan dari arah Jepara menuju Semarang dialihkan melalui Jalan Jepara–Bangsri, kemudian masuk ke Jalan RA Rukmini, berlanjut ke Perempatan Penceng, Jalan R.M Sosrodiningrat, Pertigaan Komoro, dan berakhir di Jalan Hugeng Imam Santoso.

Sedangkan untuk kendaraan dari arah sebaliknya (Semarang menuju Jepara), dialihkan melalui Bundaran Ngabul (Monumen Tiga Wanita Pejuang Jepara), lalu ke Jalan Sultan Hadlirin, Perempatan Mantingan, Jalan Ratu Kalinyamat, Jalan K.S Tubun, hingga sampai di Tugu Kartini.

Alternatif kedua, arus dari Jepara menuju Semarang tetap sama, tetapi untuk arah sebaliknya, kendaraan diarahkan dari Bundaran Ngabul menuju Jalan Sultan Hadlirin, lurus melewati Perempatan Mantingan hingga Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, lalu belok kanan menuju Simpang Ruwet sebelum memasuki pusat kota.

Imbauan Tertib dan Utamakan Keselamatan

Kasihumas Polres Jepara AKP Dwi Prayitna juga mengingatkan masyarakat agar tetap memprioritaskan keselamatan dalam berkendara di tengah perubahan rute ini.

“Mari patuhi imbauan yang sudah dipasang dan selalu utamakan keselamatan. Dengan tertib berlalu lintas, kita bisa menciptakan lingkungan jalan yang lebih baik dan nyaman bagi semua pengguna, ” tegasnya.

Dampak ke Ekonomi dan Mobilitas Warga

Pembongkaran jembatan ini memang membawa dampak signifikan, terutama bagi warga yang setiap hari melintasi jalur tersebut. Bagi para pedagang, pekerja, maupun pelajar yang terbiasa menggunakan Jembatan Kanal sebagai jalur utama, pengalihan arus ini menambah waktu tempuh perjalanan.

Meski demikian, pemerintah daerah menilai perbaikan jembatan merupakan langkah penting untuk menunjang mobilitas jangka panjang. Jembatan baru diharapkan akan lebih kokoh, aman, dan mampu menampung volume kendaraan yang semakin meningkat di Kota Jepara.

(Humas/ Agung)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |