Bukittinggi – Koperasi syariah diyakini mampu menjadi soko guru perekonomian rakyat. Semangat itu mengemuka dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penataan Manajemen Usaha Koperasi Syariah yang dibuka langsung oleh Asril SE, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat dari Komisi II, Senin (25/8/2025) di UPTD Balai Pertanian dan Penyuluhan Pertanian Bukittinggi.
Bimtek yang digelar selama dua hari, 25–26 Agustus 2025 ini, menghadirkan peserta dari Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam. Kegiatan tersebut merupakan inisiatif Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar untuk memperkuat tata kelola koperasi syariah agar lebih profesional, sehat, dan dipercaya masyarakat.
Dalam sambutannya, Asril menekankan pentingnya kebersamaan dalam memajukan koperasi. Ia menegaskan bahwa DPRD akan terus membuka ruang bagi aspirasi masyarakat, khususnya para penggiat koperasi.
> “Koperasi harus menjadi pilar ekonomi kerakyatan. DPRD tentu siap mengawal program yang sesuai aturan dan didukung dinas terkait. Namun jika ada kendala regulasi, harus kita evaluasi bersama demi tetap taat hukum, ” ujar Asril.
Politisi asal Dapil Agam–Bukittinggi itu juga mengingatkan agar semangat gotong royong terus dijaga antara pengurus dan anggota, sehingga koperasi syariah bisa tumbuh lebih kuat.
Hadir pula Wakil Ketua DPRD Kota Bukittinggi sekaligus Ketua Partai NasDem Bukittinggi, Zulhamdi Noval Candra, bersama anggota DPRD Bukittinggi, Neni Anita. Nova Candra menegaskan bahwa penguatan koperasi sebaiknya dimulai dari tingkat kelurahan agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.
Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Hilma, juga mengapresiasi dukungan penuh dari Asril SE.
“Bapak Asril konsisten memberi dorongan untuk pengembangan koperasi. Kehadiran beliau menjadi motivasi tambahan bagi peserta untuk sungguh-sungguh mengikuti bimtek ini, ” tutur Hilma.
Menurutnya, selain materi teknis, bimtek ini juga menggarisbawahi pentingnya penerapan nilai-nilai syariah dalam tata kelola usaha koperasi. Dengan begitu, koperasi semakin dipercaya dan bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat di Bukittinggi dan Agam.(Lindafang)