TEMANGGUNG - Ribuan warga memadati Lapangan Voli Dusun Prupuk Kidul, Desa Purborejo, Kecamatan Bansari dalam pembukaan Festival Lembutan Bansari Tahun 2025, sebuah perayaan budaya tahunan yang memuliakan tembakau sebagai nadi kehidupan masyarakat Temanggung. Festival ini dibuka dengan kirab gunungan tumpeng yang diarak meriah dari Balai Desa Bansari, menggambarkan semangat gotong royong dan kekayaan tradisi yang masih melekat di masyarakat lereng Sumbing dan Sindoro.
Perayaan ini menjadi sangat istimewa dengan hadirnya Komandan Kodim 0706/Temanggung Letkol Inf Hermawan Adi Nugroho, M.Han., yang turut berjalan kaki bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Temanggung, OPD terkait, Forkopimcam Bansari, serta masyarakat dalam kirab pembuka. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan menyambut iring-iringan budaya yang sarat makna.
Letkol Hermawan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya Festival Lembutan yang dinilainya bukan sekadar ajang seremonial, melainkan bentuk nyata perlawanan terhadap kepunahan nilai-nilai lokal.
“Budaya tradisional seperti lembutan ini adalah akar kekuatan kita. Ia menanamkan nilai kerja keras, kebersamaan, dan kecintaan terhadap tanah kelahiran. TNI hadir dan mendukung kegiatan semacam ini karena budaya adalah bagian dari ketahanan nasional, ” tegas Dandim.
Letkol Hermawan juga menekankan bahwa Festival Lembutan bukan hanya menghidupkan tradisi merajang tembakau secara manual, tetapi juga menjadi wahana edukasi dan promosi potensi lokal Temanggung.
Sekretaris Daerah Kabupaten Temanggung, Ripto Susilo, SH, M.Si., yang hadir mewakili Bupati, menegaskan bahwa tembakau merupakan komoditas unggulan Temanggung yang tidak hanya menopang ekonomi, tapi juga membentuk jati diri sosial dan budaya masyarakat.
“Tembakau bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga cerita hidup, sejarah, dan kebanggaan kita. Festival Lembutan adalah cermin dari bagaimana budaya agraris tumbuh dan diwariskan, ” ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa wilayah penghasil tembakau di Temanggung yang tersebar di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Prau merupakan aset penting dalam perekonomian daerah, sekaligus menyimpan nilai budaya yang tak ternilai.
Festival Lembutan 2025 mengusung tema “Reksa Sata Lestari”, yang berarti menjaga (reksa) keberlangsungan tembakau (sata) sebagai warisan budaya dan sumber penghidupan. Tradisi lembutan atau merajang tembakau halus secara manual ditampilkan secara masif, menjadi tontonan sekaligus edukasi bagi generasi muda.
Tak hanya itu, festival ini juga menyuguhkan pameran UMKM, pertunjukan seni rakyat, demo alat pertanian tradisional, serta bazar produk lokal yang mempertemukan budaya, ekonomi kreatif, dan potensi wisata dalam satu kemasan harmonis.
Festival ini terbukti menjadi magnet sosial sekaligus pendorong geliat ekonomi desa. Dengan semakin kuatnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan TNI, Festival Lembutan diharapkan terus menjadi wajah budaya Temanggung yang hidup dan berkembang. (Pendim 0706/Temanggung)