SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukir sejarah dengan lima dosennya berhasil menembus daftar bergengsi World Top 2% Scientist versi Stanford University dan Elsevier Report 2025. Pencapaian ini melampaui rekor tahun lalu yang hanya mencatat empat nama, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas riset dan kontribusi ilmiah sivitas akademika ITS di panggung dunia.
Daftar prestisius ini menempatkan para ilmuwan terpilih sebagai dua persen teratas dari jutaan peneliti global. Kelima akademisi ITS yang mendapatkan pengakuan internasional ini adalah Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP dari Departemen Teknik Sistem dan Industri, Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD dan Prof Tohari Ahmad SKom MIT PhD dari Departemen Teknik Informatika, serta Prof Adi Setyo Purnomo MSc PhD dan Prof Dra Ratna Ediati PhD dari Departemen Kimia.
Di antara para peraih penghargaan, Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD dari Departemen Teknik Informatika ITS kembali memperpanjang rekor pribadinya dengan mencatatkan 667 sitasi sepanjang tahun 2024, khususnya di bidang Artificial Intelligence dan Image Processing. Pengalaman dan dedikasinya dalam bidang ini memang tak terbantahkan, setiap penelitiannya seolah membuka cakrawala baru.
Tak kalah membanggakan, Prof Ir I Nyoman Pujawan MEng PhD CSCP menorehkan 308 sitasi di tahun yang sama berkat kontribusinya yang mendalam di bidang Operations Research. Rasanya bangga melihat bagaimana pemikiran beliau membentuk dan memajukan bidang tersebut.
Bersanding dengan keduanya, Prof Tohari Ahmad SKom MIT PhD juga kembali membuktikan pengaruhnya sebagai ilmuwan terkemuka dengan raihan 290 sitasi sepanjang tahun 2024. Kehadirannya di daftar ini adalah bukti nyata konsistensinya dalam menghasilkan karya ilmiah yang substansial.
Dari ranah sains murni, dua guru besar dari Departemen Kimia juga tak ketinggalan dalam mengukir prestasi gemilang. Prof Adi Setyo Purnomo MSc PhD berhasil mencatat 242 sitasi di bidang General Physics, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Sementara itu, Prof Dra Ratna Ediati PhD, yang tahun ini perdana masuk dalam daftar, langsung menggebrak dengan 390 sitasi di bidang General Chemistry. Sungguh sebuah awal yang luar biasa!
Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD, memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas capaian kelima peneliti ITS ini. Baginya, ini adalah momen yang sangat membanggakan.
“Capaian ini semakin menegaskan peran ITS sebagai perguruan tinggi riset yang mampu bersaing secara global. Pengakuan dunia terhadap kiprah akademisi ITS menjadi bukti bahwa hasil penelitian tidak hanya berkontribusi secara akademik, tetapi juga diakui dalam komunitas ilmiah internasional, ” ujar Fadlilatul Taufany.
Beliau menambahkan, pengakuan internasional ini membuktikan bahwa riset ITS tidak hanya bernilai akademik, tetapi juga berdampak nyata bagi dunia. Ia berharap pencapaian ini menjadi pijakan penting bagi ITS untuk terus melahirkan riset berkualitas dan peneliti unggul.
“Prestasi ini menjadi pijakan penting bagi ITS untuk terus melahirkan riset berkualitas dan peneliti unggul, ” kata dosen Departemen Teknik Kimia ITS itu.
Lebih lanjut, Taufany menuturkan bahwa capaian ini akan menjadi pemacu ITS untuk memperkuat budaya riset dan publikasi internasional. Kolaborasi dengan industri dan institusi global pun akan terus diperluas demi meningkatkan daya saing. “Dengan begitu, ITS dapat melahirkan peneliti unggul yang memberi kontribusi nyata bagi bangsa, ” pungkasnya, dengan nada optimis yang terpancar.
World Top 2% Scientist merupakan pemeringkatan global yang disusun oleh Stanford University bersama Elsevier Report, berdasarkan metrik sitasi yang terstandardisasi. Data ini mencakup jumlah sitasi publikasi, serta peran penulis tunggal, pertama, maupun terakhir. Dengan pengakuan ini, ITS semakin mengukuhkan posisinya sebagai kampus inovatif yang melahirkan peneliti-peneliti unggul, sekaligus menginspirasi sivitas akademika untuk terus menghasilkan riset berkualitas yang berdampak luas dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas. (PERS)