Menkeu Purbaya: Pertamina 'Malas-malasan' Bangun Kilang Baru

1 month ago 9

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik tajam terhadap PT Pertamina (Persero), menuding perusahaan energi pelat merah itu bersikap "malas-malasan" dalam membangun kilang minyak baru. Pernyataan ini disampaikan Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

"Jadi kilang itu bukan kita enggak bisa bikin atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuman pertaminanya malas-malesan saja, " ujar Purbaya, seperti dikutip dari siaran TV Parlemen.

Keterlambatan pembangunan kilang minyak baru ini, menurut Purbaya, berkontribusi langsung pada membengkaknya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Volume impor BBM yang terus meningkat dari tahun ke tahun tak hanya menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui subsidi yang kian besar, tetapi juga memberikan pukulan telak pada neraca perdagangan Indonesia.

Purbaya menyoroti bahwa pembangunan kilang minyak baru sejatinya menjadi solusi krusial untuk meningkatkan produksi BBM domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor. "Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun, BBM tuh solar, diesel, kita banyak impornya sampai puluhan miliar dollar setahun, " ungkapnya.

Yang menggelisahkan Purbaya adalah fenomena ini seolah dibiarkan berjalan bertahun-tahun. Ia mengungkapkan kekecewaannya melihat APBN terus menerus disedot untuk mensubsidi BBM impor, yang harganya terkadang melonjak drastis. "Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut sudah puluhan tahun kan. Kita pernah bangun kilang baru enggak, enggak pernah, " keluhnya.

Purbaya kemudian mengungkit kembali janji Pertamina di tahun 2018 untuk membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun. Namun, hingga kini, tujuh tahun berlalu, realisasi pembangunan kilang baru masih nihil.

Ia mengenang masa ketika dirinya menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Saat itu, terdapat tawaran menarik dari investor asal China yang siap membangun kilang baru di Indonesia. Skema yang ditawarkan adalah Pertamina membeli produk dari kilang tersebut, dan setelah 30 tahun beroperasi, kilang itu bisa diambil alih secara cuma-cuma oleh Pertamina. Namun, tawaran tersebut justru ditolak oleh Pertamina.

Alasan Pertamina saat itu, menurut Purbaya, adalah rencana mereka sendiri untuk membangun tujuh kilang baru, yang dikhawatirkan akan menimbulkan kelebihan kapasitas jika menerima proposal dari investor China. "Mereka (Pertamina) akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu 5 tahun. sampai sekarang kan enggak ada satu pun, jadi bapak tolong kontrol mereka juga, " tegas Purbaya, sembari meminta dukungan DPR untuk turut mengawasi Pertamina.

Purbaya berharap agar DPR, melalui fungsi legislatifnya, dapat turut mendesak Pertamina agar segera mempercepat pembangunan kilang minyak baru. Tujuannya jelas, yakni untuk mencegah APBN terus terbebani. "Dari saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol (Pertamina), karena kita rugi besar. karena kita impor dari mana dari Singapura, " pungkasnya. (PERS)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |