PAPUA - Langit cerah di Distrik Sinak, sebuah kawasan pedalaman yang dikelilingi perbukitan terjal dan akses terbatas, menjadi saksi sebuah momen menggetarkan hati. Di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota, di mana infrastruktur dan teknologi masih menjadi kemewahan, bendera Merah Putih perlahan berkibar dengan penuh khidmat, membawa pesan kuat bahwa semangat kemerdekaan tak pernah padam meski di pelosok sekalipun.
Momen sakral ini dilaksanakan oleh Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 142/KJ bersama warga setempat, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, pada Kamis (7/8/2025). Di sebuah lapangan sederhana, di depan tiang kayu yang dirangkai seadanya, upacara pengibaran bendera berlangsung dengan penuh haru dan rasa bangga.
Diiringi lagu kebangsaan "Indonesia Raya" yang dinyanyikan bersama dengan suara yang lantang, namun penuh emosi, bendera Merah Putih naik pelan dan suasana pun mendadak hening. Sebuah simbol yang sederhana, namun mengandung makna kebangsaan yang mendalam. Banyak warga, terutama para tokoh masyarakat, tak kuasa menahan air mata.
"Sudah lama kami tak melihat bendera Merah Putih berkibar di kampung ini. Tapi hari ini, kami bangga. Bendera itu kembali naik di langit Papua, dan hati kami bergetar karena kami tahu kami adalah bagian dari Indonesia, " tutur salah satu tokoh masyarakat dengan suara yang bergetar, menggambarkan betapa bermaknanya peristiwa ini bagi warga Sinak.
TNI Hadir Tak Sekadar Menjaga Tapal Batas
Upacara ini bukan sekadar ritual tahunan atau kewajiban protokoler belaka. Di balik prosesi itu, tersimpan makna mendalam tentang kehadiran negara di wilayah terluar bahwa Papua adalah bagian sah dari Tanah Air, dan setiap warga di sana memiliki hak yang sama untuk merasakan nasionalisme.
Dansatgas Yonif 142/KJ, Mayor Inf Dicky Sakti Maulana, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari komitmen TNI untuk tidak hanya mengamankan wilayah, tetapi juga membangun kepercayaan dan cinta tanah air di kalangan masyarakat.
“Ini bukan hanya soal mengibarkan bendera. Ini adalah bentuk nyata dari cinta terhadap negeri, dan bagaimana kami sebagai prajurit hadir untuk merawat semangat kebangsaan hingga ke titik terjauh Indonesia, ” jelas Mayor Dicky.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun ikut larut dalam suasana nasionalisme yang menggugah. Mereka terlihat antusias, mengenakan pakaian terbaik mereka, dan melambaikan tangan saat bendera dikibarkan. Senyum polos mereka menjadi lambang harapan—bahwa generasi muda Papua juga memiliki semangat yang sama untuk membangun negeri ini.
TNI dan Rakyat, Satu Jiwa dalam Merah Putih
Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Baginya, pengibaran bendera di daerah seperti Sinak bukan sekadar simbol kedaulatan, tapi wujud nyata dari kebersamaan antara aparat dan rakyat dalam menjaga semangat persatuan.
“Pengibaran bendera di Sinak ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa kedaulatan negara tidak hanya dipertahankan oleh senjata, tetapi juga oleh hati yang mencintai Indonesia. Satgas Yonif 142/KJ telah melakukan lebih dari sekadar tugas militer mereka membangkitkan kembali semangat nasionalisme di tempat yang paling sunyi, ” tegasnya.
Menurutnya, momen-momen seperti ini penting untuk terus dirawat dan dikembangkan, karena menjadi bagian dari diplomasi sosial yang memperkuat jalinan antara pusat dan daerah, antara negara dan rakyatnya.
Papua, Rumah Besar Merah Putih
Hari itu, bendera Merah Putih tidak hanya berkibar di tiang kayu yang sederhana, tapi juga di dada setiap warga Sinak. Mereka kembali merasakan pelukan kebangsaan, bahwa mereka tak sendiri, bahwa negara hadir bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata, penuh ketulusan dan rasa hormat.
Bagi Satgas Yonif 142/KJ, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membangun Papua yang damai, bersatu, dan setara. Melalui pendekatan humanis, nasionalisme tidak lagi menjadi jargon kosong, tetapi benar-benar dirasakan hingga ke desa-desa yang terpencil.
Di tanah yang jauh dari sorotan, bendera itu tetap berkibar. Dan selama Merah Putih masih mengudara di langit Papua, selama itu pula harapan dan persatuan bangsa tetap hidup.
Sumber:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono