PANGKEP SULSEL — Kekayaan kuliner lokal terus menggeliat di Kelurahan Boriappaka, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). Salah satu yang kini menjadi sorotan adalah kue tradisional yang dikenal dengan nama unik Lida Buaya.
Kue ini mendapat sentuhan baru dari sisi tampilan dan pemasaran berkat dorongan dari pemerintah kelurahan setempat. Kepala Kelurahan Boriappaka, Muhammad Ali HY, SH, MM, saat ditemui di kantornya Kamis (7/8/2025), dengan bangga memperlihatkan produk tersebut kepada wartawan dan masyarakat.
Menurut Muhammad Ali, Lida Buaya merupakan salah satu warisan kuliner lokal yang sudah lama ada di Boriappaka. Kue ini umumnya hanya dibuat saat acara-acara adat atau hajatan seperti pernikahan dan syukuran. Namun, kini telah diangkat ke permukaan sebagai produk kuliner khas kelurahan.
"Selama ini masyarakat hanya mengenal Lida Buaya sebatas kue rumahan, padahal potensinya besar untuk dipasarkan lebih luas. Maka dari itu, kami bantu lakukan branding agar tampilannya menarik dan siap bersaing di pasar lokal maupun digital, " ujar Muhammad Ali.
Kue ini diproduksi oleh Rahma, salah satu warga Boriappaka yang telah lama menekuni pembuatan kue tradisional. Rahma mengatakan bahwa resep kue Lida Buaya ini sudah turun-temurun dari orang tua dan neneknya, dan memiliki rasa yang khas, manis gurih, serta tekstur yang lembut.
“Saya bersyukur karena pemerintah kelurahan memberi perhatian. Sekarang kami belajar mengemas kue ini secara menarik dan memasarkan lewat media sosial serta acara-acara pameran UMKM, ” kata Rahma dengan semangat.
Kue Lida Buaya memiliki bentuk yang unik menyerupai lidah buaya, dengan cita rasa yang cocok untuk berbagai kalangan usia. Bahan dasarnya pun sederhana, yakni tepung ketan, santan, dan gula aren, namun dengan teknik pengolahan yang khas sehingga menciptakan rasa otentik.
Langkah branding ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pelaku UMKM di Pangkep yang melihat peluang kolaborasi dan pemasaran bersama di tingkat kabupaten. Dukungan seperti pelatihan kemasan, pemasaran digital, dan legalitas usaha juga mulai dijajaki.
Muhammad Ali menambahkan bahwa pengembangan produk kuliner lokal seperti ini sejalan dengan misi kelurahan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal. Ia berharap Lida Buaya menjadi ikon baru dari Boriappaka.
“Ke depan kita ingin agar setiap pengunjung atau tamu yang datang ke Boriappaka bisa membawa pulang oleh-oleh khas, dan Lida Buaya menjadi pilihan utamanya, ” ungkapnya optimis.
Selain memperkenalkan kue, pemerintah kelurahan juga merancang program pendampingan usaha rumah tangga lainnya agar produk UMKM dari Boriappaka semakin dikenal luas.
Dengan semangat kolaborasi antara warga dan pemerintah, harapan menjadikan kue Lida Buaya sebagai kuliner khas yang mendunia kini mulai menemukan jalannya. Masyarakat pun bangga menyambut identitas baru kuliner lokal ini.
Melalui langkah sederhana namun penuh arti, Boriappaka membuktikan bahwa tradisi dan inovasi bisa berjalan berdampingan, membuka peluang ekonomi sekaligus melestarikan budaya leluhur. ( Herman Djide)