OPM Dituding Tutup Mata terhadap Pelanggaran HAM, Sebby Sambom Dikecam atas Propaganda Sepihak

14 hours ago 5

PAPUA - Pernyataan juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, kembali memicu polemik di kalangan masyarakat Papua. Kali ini, Sebby dituduh sengaja menutupi berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang sering dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata tersebut. Kritikan terhadap narasi yang dibangun oleh OPM semakin menguat, dengan banyak tokoh masyarakat dan agama yang menilai bahwa Sebby Sambom hanya berusaha memutarbalikkan fakta demi kepentingan kelompoknya. Rabu 2 Juli 2025.

Tuduhan terhadap Sebby Sambom

Tokoh masyarakat Papua Selatan, Yulianus Weror, menegaskan bahwa Sebby Sambom kerap mengangkat isu HAM dalam pernyataannya, namun justru diam ketika kelompok OPM melakukan tindakan brutal terhadap masyarakat Papua. Yulianus mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebisuan Sebby dalam merespons berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh OPM, seperti pembunuhan terhadap warga sipil, pembakaran hidup-hidup terhadap guru, serta perusakan fasilitas umum.

“Sebby selalu bicara soal HAM, tapi kenapa diam ketika warga sipil dibunuh, guru dibakar hidup-hidup, atau fasilitas umum dirusak oleh OPM? Ini bentuk kemunafikan. Ia tutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan kelompoknya sendiri, ” ujar Yulianus dengan nada tegas. Rabu (2/7/2025).

Tokoh Agama Kecam Tindakan OPM

Senada dengan itu, Pastor Filemon Kogoya, seorang tokoh agama Papua, menambahkan bahwa pernyataan Sebby Sambom tidak menggambarkan kenyataan yang dialami oleh masyarakat Papua di lapangan. Pastor Filemon menilai bahwa kelompok OPM terus melakukan intimidasi terhadap warga yang tidak mendukung perjuangan mereka, termasuk memeras bahan makanan, mengusir guru dan tenaga kesehatan, serta menebar ketakutan di masyarakat.

“Kami di lapangan tahu persis siapa yang menyebar teror. OPM menakut-nakuti warga, memeras bahan makanan, dan mengusir guru serta tenaga kesehatan. Ini bukan perjuangan. Ini pelanggaran HAM nyata yang ditutupi dengan propaganda, ” tegas Pastor Filemon.

Manipulasi Informasi ke Dunia Internasional

OPM, melalui Sebby Sambom, seringkali melaporkan insiden-insiden kekerasan di Papua kepada dunia internasional dengan narasi sepihak. Sebby kerap mengabaikan fakta bahwa kelompok separatis tersebut turut terlibat dalam berbagai aksi kekerasan, dan hanya mengangkat sisi negatif yang berfokus pada tindakan represif dari pihak keamanan Indonesia.

Tindakan ini, menurut banyak pihak, tidak hanya mencederai upaya perdamaian yang sedang dijalankan, tetapi juga membingungkan dunia luar yang tidak sepenuhnya memahami kondisi yang sebenarnya di Papua. Sebby dianggap sengaja menyembunyikan kekejaman yang dilakukan oleh kelompoknya sendiri, dan lebih memilih untuk menciptakan citra buruk terhadap pemerintah Indonesia.

Kesadaran Masyarakat Papua

Masyarakat Papua kini semakin menyadari bahwa narasi pelanggaran HAM yang dibawa oleh OPM hanyalah kedok untuk menutupi tindakan brutal mereka terhadap rakyat Papua sendiri. Keprihatinan ini menjadi alarm bagi semua pihak bahwa informasi dari pihak separatis harus disikapi dengan kritis, berdasarkan data faktual yang ada di lapangan.

“Warga Papua mulai memahami bahwa OPM tidak membawa perdamaian. Mereka hanya memperburuk keadaan dengan cara-cara kekerasan dan intimidasi. Narasi HAM yang mereka bawa hanya untuk menutupi kebiadaban yang mereka lakukan sendiri, ” ujar seorang warga Papua yang enggan disebutkan namanya.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Papua, semakin jelas bahwa perjuangan yang diklaim oleh OPM bukanlah untuk kesejahteraan rakyat, melainkan untuk kepentingan politik kelompok tersebut. Saatnya bagi dunia luar untuk lebih cermat dalam menerima informasi dan melihat Papua dengan sudut pandang yang lebih objektif dan berimbang.

(Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |