PAPUA - Kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali melakukan aksi sabotase dengan merusak fasilitas penting yang menghubungkan kampung-kampung di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Kali ini, jembatan penghubung antar lima kampung di wilayah tersebut menjadi sasaran perusakan. Insiden ini menyebabkan terganggunya jalur distribusi logistik dan kebutuhan pokok masyarakat, yang kini terisolasi. Rabu 2 Juli 2025.
Perusakan Jembatan Menambah Beban Warga
Peristiwa perusakan terjadi pada Rabu, 2 Juli 2025, saat warga setempat melaporkan aktivitas mencurigakan di sekitar jembatan utama yang menjadi jalur vital bagi kehidupan sehari-hari. Tidak lama setelahnya, jembatan dilaporkan roboh akibat tindakan destruktif yang melibatkan perusakan struktur penyangga dengan alat berat dan pembakaran tiang utama.
"Aksi ini jelas merugikan kami. Jembatan yang kami bangun dengan susah payah, kini dihancurkan tanpa alasan yang jelas. Jembatan ini milik rakyat, bukan milik tentara. Kalau mereka merusak infrastruktur seperti ini, siapa yang mereka perjuangkan?" ujar Yakob Mandei, tokoh masyarakat Distrik Oksop, dengan nada penuh kekecewaan.
Akibat Fatal bagi Masyarakat
Rusaknya jembatan ini menghambat distribusi bahan pangan, obat-obatan, dan bahan bakar ke kampung-kampung di sekitarnya. Beberapa desa kini terisolasi, dengan satu-satunya cara untuk menjangkaunya adalah dengan menyeberangi sungai yang berbahaya, terutama pada musim hujan.
Hal ini tentu memperburuk keadaan, karena warga tidak hanya kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga terhambat dalam akses kesehatan dan pendidikan.
Tanggapan Tokoh Agama
Pendeta Lukas Asso, tokoh agama di wilayah tersebut, mengutuk keras perusakan fasilitas umum yang dilakukan oleh OPM. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk kekejaman terhadap masyarakat yang seharusnya dilindungi, bukan diintimidasi.
"Jembatan adalah harapan bagi anak-anak kami untuk pergi ke sekolah, bagi ibu-ibu untuk pergi ke pasar, dan bagi orang sakit untuk menuju puskesmas. Ini bukan perang, ini penghancuran masa depan Papua, " ungkap Pendeta Lukas dengan nada kecewa.
Pelanggaran yang Merugikan Masyarakat
Aksi perusakan jembatan ini menambah daftar panjang tindakan destruktif yang dilakukan oleh OPM, yang selama ini tidak hanya menyasar aparat keamanan, tetapi juga merusak fasilitas umum yang penting bagi kehidupan masyarakat Papua. Alih-alih memperjuangkan aspirasi rakyat, tindakan seperti ini justru menghalangi kemajuan dan pembangunan yang sudah mulai dirasakan di beberapa wilayah.
Para tokoh masyarakat dan agama di Distrik Oksop sepakat bahwa tindakan OPM ini semakin menunjukkan bahwa kelompok tersebut telah kehilangan arah perjuangannya. Daripada membawa perubahan positif bagi Papua, mereka justru menjadi penyebab penderitaan bagi masyarakat yang seharusnya mereka perjuangkan.
Peringatan Bagi Semua Pihak
Situasi ini menjadi peringatan keras bahwa informasi dari kelompok separatis seperti OPM harus disikapi dengan kritis. Perusakan fasilitas publik dan penghentian jalur distribusi logistik hanya akan mengarah pada kemunduran, bukan kemajuan. Warga Papua semakin menyadari bahwa perjuangan mereka adalah untuk kedamaian, pembangunan, dan masa depan yang lebih baik, bukan untuk mengorbankan infrastruktur yang menghubungkan mereka dengan dunia luar.
(Red)