Pangkep Cerdas, Herman Djide: Menjemput Masa Depan dengan Sentuhan Teknologi

2 hours ago 1

PANGKEP SULSEL - Kabupaten Pangkep adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi besar. Dari laut yang luas, tambak yang subur, lahan pertanian yang produktif, hingga keindahan pariwisata yang tersebar di pulau-pulau, semuanya menyimpan peluang emas. Namun, pertanyaannya: bagaimana potensi itu bisa diolah agar benar-benar membawa manfaat maksimal bagi masyarakat? Jawabannya ada pada pemanfaatan teknologi.

Teknologi bukan sekadar mesin atau aplikasi canggih. Ia adalah jembatan untuk mempermudah kerja, mempercepat hasil, dan memperluas pasar. Tanpa teknologi, nelayan masih akan bergantung pada cuaca tanpa kepastian, petani terjebak pada pola lama, dan pelaku usaha kesulitan menembus pasar modern. Karena itu, sudah saatnya Pangkep dibangun dengan sentuhan teknologi.

Di sektor pertanian, teknologi bisa mengubah wajah produksi pangan. Sensor kelembaban tanah, pemetaan drone, hingga pupuk berbasis inovasi lokal dapat membuat hasil panen meningkat. Petani tidak lagi menebak-nebak kapan harus menanam atau memberi pupuk. Dengan data digital, semua bisa diatur lebih presisi, hemat biaya, dan lebih menguntungkan.

Demikian pula dengan sektor perikanan dan tambak. Mesin pakan otomatis dan sistem bioflok berbasis IoT (Internet of Things) memungkinkan kualitas air tambak terpantau real time. Nelayan tidak perlu lagi rugi besar akibat serangan penyakit yang datang tiba-tiba. Teknologi membantu menjaga ekosistem sekaligus meningkatkan produktivitas.

Namun, membangun Pangkep dengan teknologi bukan hanya soal lahan dan tambak. Ada sektor industri olahan yang harus disentuh. Produk seperti susu ubi jalar, tepung ikan, pupuk cair dari limbah kepiting, atau olahan hasil laut lainnya akan memiliki daya jual tinggi jika dikemas dengan teknologi modern. Kemasan menarik, higienis, dan sesuai standar ekspor akan membawa nama Pangkep melambung ke pasar nasional bahkan internasional.

Di sisi lain, Pangkep menyimpan harta karun wisata. Pulau-pulau eksotis, gua prasejarah, dan rawa-rawa yang menawan bisa menjadi magnet wisatawan. Teknologi digital bisa membantu promosi. Melalui aplikasi wisata, sistem tiket online, hingga tur virtual 360°, Pangkep bisa dikenal dunia tanpa harus menunggu investor besar. Wisata digital membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk menjadi pemandu, penyedia homestay, dan pelaku usaha kecil.

Tidak kalah penting adalah pembangunan desa digital. Internet bukan lagi kebutuhan mewah, melainkan kebutuhan dasar. Desa yang terhubung internet akan lebih cepat maju. Administrasi desa bisa online, warga bisa belajar digital marketing, dan anak muda bisa menemukan peluang kerja baru tanpa harus meninggalkan kampung. Desa digital adalah pondasi untuk Pangkep cerdas.

Di tengah krisis energi dan masalah lingkungan, teknologi juga bisa menjadi solusi. Panel surya untuk pulau kecil, teknologi daur ulang sampah menjadi pupuk atau bahan bakar, hingga sensor laut untuk menjaga terumbu karang adalah langkah nyata. Dengan begitu, pembangunan tidak merusak alam, melainkan berjalan seiring dengan kelestarian.

Ekonomi digital pun tidak boleh diabaikan. Pasar tradisional harus disandingkan dengan marketplace lokal. Produk UMKM bisa dijual secara online, sehingga tidak hanya dikenal di Pangkep, tetapi juga di Jakarta, Makassar, bahkan luar negeri. Teknologi finansial berbasis syariah juga bisa menjadi solusi permodalan bagi petani dan nelayan kecil.

Meski demikian, ada tantangan besar yang harus dijawab. Literasi digital masyarakat Pangkep masih terbatas. Tidak semua petani, nelayan, atau pelaku UMKM paham cara menggunakan teknologi. Karena itu, pelatihan dan pendampingan menjadi kunci. Pemerintah, kampus, dan swasta harus turun tangan bersama. Tanpa itu, teknologi hanya akan menjadi pajangan.

Lebih jauh lagi, pembangunan teknologi harus tetap berpijak pada kearifan lokal. Teknologi boleh modern, tapi budaya dan tradisi Pangkep tidak boleh hilang. Identitas lokal harus justru menjadi nilai tambah. Wisata misalnya, bisa dipadukan dengan budaya maritim, kuliner khas, dan keramahan masyarakat. Dengan begitu, teknologi menjadi alat, bukan pengganti jati diri.

Jika program ini dijalankan, manfaatnya akan sangat terasa. Pertanian lebih produktif, perikanan lebih stabil, pariwisata berkembang, dan UMKM naik kelas. Anak muda tidak lagi lari ke kota besar karena kampung sudah menyediakan peluang. Pangkep akan menjadi daerah yang tidak hanya kaya sumber daya, tetapi juga kaya inovasi.

Akhirnya, Pangkep cerdas bukan sekadar mimpi. Dengan sentuhan teknologi, Pangkep bisa menjemput masa depan yang lebih baik. Teknologi akan menjadi kunci, masyarakat menjadi penggerak, dan pemerintah menjadi penjamin. Jika semua bergandeng tangan, maka slogan “Pangkep Cerdas: Teknologi untuk Laut, Lahan, dan Lestari” bukan hanya kata-kata, tetapi kenyataan yang bisa dirasakan.

Pangkep 28 September 2025

Herman Djide 

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Jurnalis Nasional Indonesia Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan 

Read Entire Article
Karya | Politics | | |