Prof. Mia Amiati: Memaknai Makan Bersama Keluarga dan Sahabat

2 days ago 3

Jakarta – Guru Besar Kehormatan dan tokoh publik Prof. Dr. Mia Amiati, S.H., M.H., CMA., CSSL, menyoroti pentingnya kebiasaan makan bersama keluarga dan sahabat. Menurutnya, momen di meja makan bukan sekadar pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi sebuah kesempatan emas untuk membentuk karakter, memperkuat komunikasi, dan meningkatkan kesejahteraan emosional setiap individu.

Dalam pernyataannya, Prof. Mia Amiati menegaskan bahwa memaknai makan bersama adalah menjadikannya sebagai momen kebersamaan, komunikasi, dukungan, dan pembentukan karakter.

"Ini berarti menciptakan lingkungan di mana anggota keluarga dan sahabat dapat berbagi cerita, saling mendukung, melatih kedisiplinan, serta mengasah sopan santun dan kemampuan berkomunikasi di tengah suasana yang menyenangkan, bebas dari gangguan teknologi, " ujar Prof. Mia.

Prof. Mia Amiati menggarisbawahi beberapa langkah praktis untuk memaksimalkan momen makan bersama, yang berfokus pada kualitas interaksi:

Ciptakan Suasana Kebersamaan dan Hindari Gangguan: Prioritaskan waktu berkualitas dengan menyingkirkan semua perangkat elektronik. Fokus harus sepenuhnya pada interaksi antar anggota keluarga atau sahabat.

Buka Komunikasi dan Berikan Dukungan: Gunakan waktu ini untuk saling berbagi cerita setelah seharian beraktivitas, mendengarkan, dan memberikan dukungan emosional untuk mempererat ikatan.

Ajarkan Disiplin, Libatkan Anak, dan Jaga Konsistensi: Momen makan adalah ruang edukasi untuk mengajarkan tata krama (mencuci tangan, berdoa, menggunakan alat makan dengan benar) dan melibatkan anak dalam proses penyiapan makanan. Lakukan kebiasaan ini secara konsisten untuk dampak positif yang signifikan.

Lebih lanjut, Prof. Mia Amiati memaparkan beragam manfaat positif dari kebiasaan makan bersama, yang meluas dari aspek komunikasi hingga kesejahteraan mental:

Meningkatkan Kualitas Komunikasi: Terciptanya kesempatan untuk berbagi pengalaman dan perhatian satu sama lain dalam suasana santai dan hangat.

Membangun Kekompakan dan Keharmonisan: Momen berkumpul menjadi waktu yang tepat untuk saling mendukung, menghargai, dan bahkan menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif.

Membentuk Kebiasaan Makan Sehat: Orang tua dapat menjadi teladan dengan menghadirkan makanan seimbang dan mengajarkan etika makan yang baik, menjauhkan anak dari makanan cepat saji.

Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Berbagi kegembiraan, tawa, dan cerita lucu dapat menciptakan suasana riang, serta memberikan dukungan emosional yang mengurangi beban stres.

Menciptakan Kenangan Berharga: Momen-momen yang diisi dengan kebersamaan dan kebahagiaan ini akan terpahat sebagai tradisi keluarga yang akan dikenang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Secara filosofis, Prof. Mia Amiati menekankan bahwa makan bersama adalah sebuah kegiatan yang melampaui urusan fisik. Ia mengandung makna spiritual, sosial, dan budaya yang mendalam, seperti:

Kebersamaan dan Koneksi Sosial: Memperkuat ikatan sosial, membangun hubungan, dan meningkatkan empati melalui komunikasi.

Rasa Syukur dan Penghargaan: Bentuk syukur atas karunia makanan dan kehidupan, serta menghormati tradisi kuliner.

Spiritualitas dan Religiusitas: Dalam beberapa budaya, makan bersama adalah bentuk ibadah, ungkapan syukur, dan sarana menghubungkan diri dengan Yang Ilahi.

"Makan bersama keluarga dan atau sahabat bukan hanya sekadar kegiatan fisik, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghargai, menciptakan waktu untuk berkumpul, dan menorehkan kenangan baik di meja makan, " tutup Prof. Mia Amiati.@Red.

Read Entire Article
Karya | Politics | | |