MOROWALI, 18 September — Narkoba menjadi ancaman serius di berbagai wilayah termasuk di Kabupaten Morowali sebagai kawasan industri pertambangan yang melibatkan ribuan pekerja dan alat berat. Akibat yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba ini akan berdampak fatal dan menimbulkan kerusakan besar, bahkan hingga mengancam keselamatan nyawa. Menyadari pentingnya hal tersebut, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) melalui Indonesia Growth Project (IGP) Morowali bertekad untuk memperkuat komitmennya dalam memerangi narkoba di area operasional Perusahaan yaitu dengan melakukan pemeriksaan urine rutin terhadap seluruh karyawan PT Vale.
Selain terhadap karyawan PT Vale, pemeriksaan urine rutin juga diterapkan terhadap para tenaga kerja dari perusahaan kontraktor dan untuk itu PT Vale telah menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Morowali pada hari Senin, tanggal 15 September 2025.
Head of Bahodopi Project, Wafir, menegaskan bahwa keselamatan merupakan prioritas utama Perusahaan. Dengan adanya sekitar 450 (empat ratus lima puluh) unit alat berat yang beroperasi setiap hari dan lebih dari 900 operator yang bekerja dalam dua sift, risiko dan dampak akibat pekerja yang terpengaruh narkoba sangat berbahaya.
“Kalau ada satu orang saja yang terpengaruh narkoba, dampaknya bisa menimbulkan kerusakan di mana-mana, ” ujarnya.
Lebih jauh, Wafir mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, PT Vale IGP Morowali telah aktif melakukan berbagai langkah pencegahan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkotika di internal perusahaan. “Kami melihat karyawan sebagai sebuah komunitas. Harapannya, mereka datang bekerja dengan selamat, beraktivitas dengan selamat, lalu pulang kembali berkumpul dengan keluarga dengan selamat, ” tambahnya.
Kerja sama melalui MoU dengan BNN diharapkan semakin memperkuat upaya pencegahan dan penyalahgunaan narkoba. Kepala BNN Morowali, AKBP Ricky Lesmana, mengapresiasi langkah PT Vale yang dinilainya serius dan melibatkan banyak pihak dalam perang melawan narkoba. Ia menekankan bahwa berdasarkan data intelijen, Kabupaten Morowali masuk dalam 10 (sepuluh) besar daerah dengan peredaran narkoba terbesar di Indonesia, sehingga pencegahan harus dilakukan lebih intensif.
“Masalah narkotika bukan hanya tanggung jawab BNN, tapi semua lapisan masyarakat, termasuk dunia usaha. Terima kasih kepada PT Vale yang sudah sangat serius sampai membuat MoU dengan BNN. Ini langkah tepat untuk memutus rantai peredaran narkotika di wilayah Morowali, ” pungkas Ricky.