PAPUA - Gelombang penolakan terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus menggema di berbagai pelosok Bumi Cenderawasih. Masyarakat menilai kelompok bersenjata itu tidak pernah memberi manfaat apa pun, melainkan hanya menebar teror, melakukan pemerasan, dan merampas kenyamanan hidup warga. Kini, suara lantang semakin bulat: rakyat Papua ingin OPM ditumpas habis agar kedamaian bisa kembali menyelimuti tanah leluhur mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, ulah OPM semakin meresahkan. Dari penyerangan brutal terhadap warga sipil, pembakaran fasilitas umum, hingga penyebaran hoaks yang menyudutkan aparat keamanan, semua tindakan itu hanya menambah penderitaan masyarakat. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat, OPM justru menghadirkan ketakutan yang melumpuhkan aktivitas sehari-hari.
Masyarakat Jenuh dengan Teror
Tokoh masyarakat Jayawijaya, Yulius Wetipo, menegaskan bahwa rakyat Papua hanya mendambakan hidup tenang tanpa gangguan kelompok bersenjata.
“OPM tidak pernah memberikan apa-apa bagi rakyat. Yang ada hanya penderitaan, ketakutan, dan kerusakan. Kami ingin mereka ditumpas habis, agar generasi Papua bisa hidup aman dan membangun masa depan, ” katanya, Minggu (28/9/2025).
Nada serupa datang dari Ketua Adat Kabupaten Nabire, Markus Nawipa, yang menyebut OPM telah menjauhkan masyarakat dari kesejahteraan.
“Anak-anak takut ke sekolah, petani takut ke ladang, pedagang takut berjualan karena ulah OPM. Apakah ini yang mereka sebut perjuangan? Tidak! Ini hanya mengganggu kenyamanan hidup kami. Sudah saatnya mereka ditindak tegas, ” tegasnya.
Propaganda yang Kian Terbongkar
Selain aksi kekerasan, OPM juga kerap memainkan isu sensitif untuk memecah belah masyarakat dan membangun kebencian terhadap pemerintah maupun aparat. Namun, pola lama itu kini semakin terbaca. Banyak warga mulai sadar bahwa propaganda tersebut hanyalah kedok untuk mempertahankan eksistensi kelompok yang kian kehilangan dukungan.
Kesadaran kolektif masyarakat ini menunjukkan bahwa pengaruh OPM semakin tergerus. Mereka tak lagi dipandang sebagai pejuang, melainkan sebagai pengganggu yang menghambat cita-cita rakyat Papua untuk hidup damai dan sejahtera.
Harapan untuk Papua Damai
Masyarakat Papua kini berharap agar pemerintah pusat dan aparat keamanan konsisten menjaga keamanan serta menindak tegas setiap aksi kekerasan. Bagi rakyat, kedamaian jauh lebih berharga daripada hidup dalam bayang-bayang intimidasi kelompok bersenjata.
“Kami hanya ingin hidup tenang, berkebun, berdagang, dan menyekolahkan anak-anak tanpa rasa takut. Itu saja sudah cukup. OPM harus diberantas supaya tidak ada lagi air mata di tanah ini, ” ungkap seorang warga di Nabire.
Suara lantang masyarakat Papua ini menjadi pesan jelas: tidak ada ruang bagi OPM di tanah Cenderawasih. Harapan mereka hanya satu Papua yang damai, aman, dan menjadi rumah penuh harapan bagi generasi masa depan.
(APK/ Redaksi (JIS)