JAKARTA - Semangat juang membara terlihat di FISIP UI pada Selasa (9/9/2025) pagi. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia bersiap melancarkan aksi demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Dukungan logistik berupa makanan dan minuman telah disiapkan, menunjukkan keseriusan mereka dalam menyuarakan aspirasi rakyat.
Sekitar empat ratus mahasiswa berkumpul, membawa spanduk-spanduk tegas bertuliskan 'Rakyat Tagih Janji' dan 'Melawan Penindasan', menjadi simbol perlawanan terhadap berbagai persoalan yang belum terselesaikan. Perjalanan menuju jantung kekuasaan pun dimulai tepat pukul 12.40 WIB, diiringi sepuluh unit bus yang dihiasi spanduk dan bendera, membawa gelombang tuntutan rakyat.
Ketua BEM UI, Atan Zayyid Sulthan, menegaskan bahwa aksi ini merupakan puncak dari persiapan matang, termasuk konsolidasi, koordinasi, dan kajian mendalam terhadap 17 tuntutan yang telah dilayangkan. Tujuan utamanya adalah mencegah adanya deeskalasi atau pelupaan terhadap poin-poin krusial yang telah disampaikan oleh berbagai elemen mahasiswa.
"17 tuntutan ini kami layangkan dalam artian, kemarin sudah dilayangkan oleh beberapa simpul, oleh beberapa organ. Tapi kita ingin menegaskan bahwa jangan sampai ada deeskalasi. Jangan sampai kita terlena sama deeskalasi itu, jangan sampai kita kelewat sama tuntutan kita ini, " ujar Athan kepada awak media di lokasi, Selasa (9/9).
Lebih lanjut, Athan memaparkan bahwa masih banyak aspek yang membutuhkan perhatian serius, termasuk kajian ulang terhadap alokasi anggaran, isu outsourcing yang meresahkan, serta rasionalisasi pemotongan tunjangan yang dirasa memberatkan. Semua ini menjadi pengingat bahwa perjuangan mahasiswa untuk keadilan masih jauh dari kata selesai.
"Karena masih banyak yang perlu dikawal, karena secara tunjangan pun juga itu pemangkasannya perlu dirasionalisasi lagi dari kami. Dan terkait isu outsourcing dan juga pengkajian ulang soal anggaran itu masih banyak yang perlu dipertanyakan dan juga dikawal, " tuturnya.
Aksi hari ini, menurut Athan, bukan hanya sekadar unjuk rasa simbolis, tetapi juga ajakan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengawal isu-isu penting ini dalam beberapa bulan mendatang. Penting untuk tidak lengah dan terus menjaga momentum agar tuntutan rakyat mendapatkan perhatian dan respons yang layak. (PERS)