Ratusan Warga Sugapa Mengungsi ke Pos Keamanan, Minta Perlindungan dari Teror OPM

1 month ago 12

INTAN JAYA - Suasana mencekam meliputi Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, setelah serangan yang dilakukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ratusan warga, terdiri dari laki-laki, perempuan, hingga anak-anak, berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka dan memilih mencari perlindungan di pos Aparat Keamanan (Apkam). Langkah itu ditempuh karena masyarakat merasa hidup mereka terancam oleh aksi brutal kelompok bersenjata tersebut.

Sejak pagi, masyarakat terlihat membawa barang seadanya, bahkan ada yang hanya berbekal pakaian di badan. Mereka berdesakan menuju pos keamanan demi mendapatkan rasa aman. Tangisan anak-anak dan wajah cemas para orang tua semakin memperlihatkan betapa beratnya situasi yang tengah dialami.

Kepala Suku Sugapa, Yulianus Kogoya, dengan nada kecewa menyampaikan keprihatinannya. Menurutnya, apa yang dilakukan OPM tidak pernah membawa manfaat bagi rakyat Papua. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat, tindakan mereka justru menciptakan penderitaan baru.

“Kami datang ke pos ini bukan untuk mencari masalah, tetapi untuk menyelamatkan diri. Masyarakat takut tinggal di rumah masing-masing. OPM bilang berjuang, tapi yang jadi korban justru rakyat kecil. Kami hanya ingin hidup tenang, tanpa rasa takut, ” ujar Yulianus dengan suara bergetar, Kamis (21/08/2025).

Senada dengan itu, tokoh agama di Intan Jaya, Pendeta Markus Wenda, menegaskan bahwa aksi bersenjata tidak pernah membawa kebaikan, apalagi ketika korban jatuh dari kalangan sipil. Ia menyayangkan kelompok bersenjata yang masih menggunakan kekerasan sebagai cara menyalurkan aspirasi.

“Tuhan tidak pernah mengajarkan kekerasan. Yang dilakukan OPM ini hanya membuat anak-anak dan perempuan menangis ketakutan. Mereka harus menghentikan tindakan yang tidak manusiawi ini. Kami ingin masyarakat bisa beribadah, bekerja, dan hidup normal kembali tanpa rasa cemas, ” tegas Pendeta Markus.

Sementara itu, dari kalangan generasi muda, suara lantang juga disampaikan. Yohanes Sondegau, perwakilan pemuda Sugapa, mengatakan masa depan anak-anak Papua terancam jika situasi penuh teror terus berlangsung. Ia berharap kelompok bersenjata sadar bahwa tindakan mereka justru menghambat perkembangan generasi berikutnya.

“Kami anak muda ingin sekolah, ingin maju. Tapi kalau setiap hari ada tembakan, bagaimana kami bisa belajar dengan tenang? Kami tidak mau hidup dalam ketakutan. OPM harus sadar, tindakannya hanya merusak masa depan generasi Papua, ” ungkap Yohanes.

Para tokoh adat, agama, hingga pemuda sepakat bahwa keberadaan OPM di wilayah mereka tidak memberikan manfaat. Justru, kelompok tersebut hanya menebar teror yang berimbas langsung kepada masyarakat sipil yang tidak tahu-menahu soal konflik.

Masyarakat Sugapa berharap aparat keamanan terus memberikan perlindungan, sekaligus menyerukan agar kekerasan segera dihentikan. Mereka mendambakan ruang perdamaian yang sesungguhnya, di mana anak-anak bisa bersekolah, orang tua bisa bekerja di kebun dengan tenang, dan kehidupan bisa berjalan normal tanpa rasa takut.

Seruan masyarakat ini menjadi gambaran nyata bahwa rakyat Papua, khususnya di Distrik Sugapa, mendambakan ketenangan dan kedamaian, bukan konflik yang tak berkesudahan.

(APK/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |