Pernahkah Anda bertanya-tanya, apakah gelar sarjana atau bahkan gelar master benar-benar menentukan kesuksesan seseorang menjadi CEO? Data menunjukkan bahwa jawabannya—sebagian besar—adalah ya.
Mayoritas CEO perusahaan-perusahaan terbesar di dunia memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Menurut Forbes (2016), dari 500 CEO teratas, sebanyak 98% memiliki gelar sarjana, dan sekitar 45% melanjutkan hingga meraih gelar MBA. Data serupa juga diungkap oleh Harvard Business Review (2017), yang menganalisis 1.000 CEO dan menemukan bahwa 97% di antaranya adalah lulusan sarjana, dan 40% memiliki gelar MBA.
Laporan yang lebih mutakhir dari Statista (2023) pun tak jauh berbeda. Dalam daftar perusahaan Fortune 500, sekitar 95?O memiliki gelar sarjana, dan 60% memiliki gelar master atau lebih tinggi, termasuk MBA. Jika semua data ini disandingkan, dapat disimpulkan bahwa sekitar 98?O memiliki pendidikan sarjana, dan 40–64% memiliki gelar pascasarjana, tergantung sumber datanya.
Namun, bagaimana dengan segelintir tokoh yang berhasil tanpa gelar formal? Nyatanya, mereka sangat langka. Menurut data Forbes dan Bloomberg, hanya sekitar 2?ri CEO Fortune 500 yang tidak memiliki gelar sarjana. Bahkan, studi dari CEO Institute (2021) mencatat bahwa hanya 1, 5?ri 1.000 CEO global teratas yang tidak menyelesaikan pendidikan tinggi formal. Dengan kata lain, CEO tanpa gelar adalah pengecualian, bukan aturan.
Lalu, bagaimana dengan pemimpin dunia seperti presiden dan perdana menteri?
Menariknya, tren serupa juga terlihat. Laporan dari World Economic Forum (2020), yang menganalisis lebih dari 200 pemimpin global, menunjukkan bahwa sekitar 83?ri mereka telah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. Data dari University of Oxford (2019) bahkan mencatat bahwa 85% pemimpin negara-negara G20 memiliki gelar universitas. Ini artinya, baik di dunia bisnis maupun pemerintahan, pendidikan tinggi tetap menjadi fondasi yang kuat bagi kepemimpinan global.
Khusus untuk gelar MBA, angka kepemilikannya di kalangan CEO memang bervariasi. Di perusahaan Fortune 500 (2022), sekitar 40?O memiliki gelar MBA. Namun, jika digabung dengan gelar master lainnya seperti MS, LLM, atau PhD, jumlahnya meningkat hingga 60–65%. Sementara itu, di perusahaan S&P 500 (2023), tercatat 32?O bergelar MBA, tetapi 69% memiliki setidaknya gelar master. Variasi ini terjadi karena banyak pemimpin di industri teknologi, hukum, atau sains, memilih gelar yang lebih sesuai dengan bidang mereka—seperti teknik, hukum, atau ilmu komputer.
Kesimpulannya, meskipun gelar bukan satu-satunya penentu kesuksesan, data menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tetap menjadi jalur utama menuju puncak kepemimpinan, baik di dunia korporasi maupun pemerintahan. Jadi, jika Anda bermimpi menjadi CEO atau pemimpin besar suatu hari nanti, investasi pada pendidikan bisa jadi langkah pertama yang paling strategis.
Bandar Lampung, 27 Juli 2025
Dr.Hidayatullah, M.Si., M.Kom., M.H., Ak
Dosen dan Praktisi Akuntans