Suara Damai dari Wamena: Theo Hesegem Dukung Tindakan Tegas Aparat Lawan Teror OPM

3 months ago 34

PAPUA - Dari jantung pegunungan Papua, seruan perdamaian bergema lantang. Tokoh hak asasi manusia Papua, Theo Hesegem, secara tegas menyatakan dukungannya terhadap langkah tegas aparat keamanan dalam menghadapi kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang terus menebar ketakutan di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Senin 16 Juni 2025.

Pernyataan ini mencerminkan pergeseran sikap sebagian besar masyarakat Papua, yang kini mulai muak terhadap kekerasan dan mendambakan kedamaian yang nyata.

“Ini bukan lagi soal perjuangan, ini soal pelanggaran hak asasi manusia. Anak-anak tidak bisa sekolah, masyarakat takut beraktivitas, tenaga medis pun terancam. Wamena berhak untuk damai, ” ujar Theo Hesegem dalam pernyataan resminya.

Tindakan Tegas, Bukan Represif: Demi Rakyat yang Ingin Hidup Tenang

Theo menyebut bahwa TNI dan Polri sudah bertindak profesional dalam menghadapi ancaman OPM. Ia mendesak semua pihak, termasuk tokoh adat dan masyarakat sipil, untuk tidak ragu memberikan dukungan moral kepada aparat.

“Kita tidak boleh membiarkan masyarakat terus hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Aparat hadir untuk melindungi, bukan menindas, ” tegasnya.

Cukup Sudah: Seruan Masyarakat Wamena Melawan Teror

Senada dengan Theo, tokoh masyarakat Wamena Yance Yikwa juga menyuarakan hal serupa. Ia menegaskan bahwa rakyat kecil selalu menjadi korban dalam konflik bersenjata ini.

“Kami hanya ingin hidup damai. Jangan lagi kami dijadikan tameng atau korban atas nama perjuangan yang tidak membawa harapan, ” ujar Yance, penuh emosi.

Warga Ingin Membangun, Bukan Berperang

Dalam beberapa pekan terakhir, serangkaian kontak tembak antara aparat dan kelompok separatis OPM terjadi di sekitar pegunungan Wamena. Situasi ini semakin mempertegas urgensi kehadiran negara untuk mengembalikan rasa aman masyarakat dan menjamin aktivitas pembangunan tetap berjalan.

Dukungan dari tokoh-tokoh seperti Theo Hesegem menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat Papua kini lebih menginginkan masa depan yang damai, aman, dan sejahtera, daripada terus dikekang oleh bayang-bayang konflik bersenjata.

“Papua bukan medan perang. Papua adalah rumah kami. Sudah saatnya kita bersatu membangun, bukan saling menyakiti, ” tutup Theo dengan nada penuh harap. (*/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |