Bomberay, Papua Barat Daya – Konflik internal kembali menorehkan darah di tubuh kelompok separatis bersenjata Papua. Gerson Tabuni, tokoh yang dikenal sebagai Ketua GR-PWP Wilayah Bomberay, tewas secara mengenaskan setelah diracun oleh anggotanya sendiri. Insiden yang terjadi Minggu (28/9/2025) ini menjadi potret nyata rapuhnya persatuan dan penuh intrik dalam tubuh kelompok tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, Gerson Tabuni sebelumnya terlibat perdebatan sengit dengan sejumlah anggota terkait arah gerakan dan pembagian peran di wilayah Bomberay. Perbedaan pandangan itu memicu ketegangan yang semakin meruncing. Situasi panas kemudian berujung pada tindakan keji: seorang anggota yang merasa terpojok diduga merencanakan dan melancarkan aksi racun hingga merenggut nyawa sang ketua.
Rapuhnya Kepemimpinan GR-PWP
Kematian Gerson Tabuni bukan hanya tragedi personal, tetapi juga menyingkap kerapuhan struktur organisasi GR-PWP. Dengan hilangnya figur pemimpin di wilayah Bomberay, kelompok ini semakin terbelah oleh rasa saling curiga dan dendam internal.
Tokoh masyarakat Bomberay, Markus Weremba, menegaskan bahwa peristiwa ini membuktikan bahwa kelompok separatis tidak memiliki arah perjuangan yang jelas.
“Apa yang terjadi kepada Gerson Tabuni memperlihatkan bahwa kelompok ini hanya dipenuhi konflik internal. Mereka saling mencurigai, saling menjatuhkan, bahkan tega menghabisi nyawa sesamanya. Tidak ada perjuangan di sana, hanya kehancuran, ” ujarnya dengan nada tegas.
Rasa Takut di Kalangan Anggota
Tragedi ini juga menimbulkan keresahan di kalangan anggota GR-PWP. Sebagian mulai menjauh karena takut menjadi korban berikutnya dari pertikaian internal yang tak berkesudahan. Aparat keamanan memandang situasi ini berpotensi melemahkan kekuatan kelompok separatis di Bomberay, karena rasa ketidakpercayaan kini merajalela di tubuh organisasi.
Tokoh pemuda setempat, Yohanes Agapa, mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap provokasi yang mungkin dilakukan pihak GR-PWP pasca kejadian.
“Mereka bisa saja memutarbalikkan fakta, menyalahkan pihak lain, tapi kita harus cerdas melihat. Ini murni konflik internal mereka. Tugas kita adalah tetap fokus menjaga kedamaian di tanah Papua, ” katanya.
Pelajaran Pahit untuk Masyarakat Papua
Kematian Gerson Tabuni menambah daftar panjang perselisihan internal yang terus menghantui kelompok separatis. Bagi masyarakat Papua, peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa organisasi seperti GR-PWP bukanlah wadah perjuangan sejati, melainkan arena intrik, perebutan kepentingan, dan pengorbanan nyawa sia-sia.
Kepergian Gerson Tabuni bukan hanya menggores luka di lingkaran kelompoknya, tetapi juga menjadi pengingat keras bagi masyarakat agar tidak lagi tertipu oleh propaganda. Di balik slogan perjuangan, yang tersisa hanyalah konflik internal, darah, dan penderitaan.
(APK/ Redaksi (JIS)