Tuhan Pun Diserang: Gereja Dihujani Peluru, Warga Papua Marah Besar terhadap OPM

2 months ago 30

INTAN JAYA - Kekejaman kelompok separatis bersenjata OPM (Organisasi Papua Merdeka) kembali menyayat hati rakyat Papua. Kali ini, tindakan biadab mereka menyasar salah satu tempat paling suci: sebuah gereja di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, saat umat sedang khusyuk beribadah Minggu. Jum'at 11 Juli 2025.

Puluhan jemaat panik dan berhamburan keluar dari gereja ketika suara tembakan menggema tanpa ampun. Tidak hanya melukai fisik, aksi ini mencabik-cabik rasa aman dan ketentraman batin masyarakat Papua yang selama ini menjunjung tinggi nilai toleransi dan kehidupan beragama.

“Menyerang rumah ibadah saat umat sedang berdoa bukan hanya kejahatan hukum, tapi kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, ” tegas Pendeta Yohanis Mote, Ketua Sinode Gereja Protestan Papua.

Ia mengutuk keras tindakan tersebut dan meminta semua pihak untuk bersatu menolak segala bentuk kekerasan yang mengancam ruang damai masyarakat.

OPM Dianggap Telah Melewati Batas Kemanusiaan

Tokoh adat Intan Jaya, Alexander Pigome, menyebut tindakan OPM bukan lagi bagian dari perjuangan, tapi telah berubah menjadi aksi barbar yang menginjak harga diri budaya Papua.

“Kami orang Papua menjunjung tinggi nilai saling menghormati, terlebih terhadap rumah ibadah. Tapi ini sudah keterlaluan. Mereka mencoreng nilai leluhur dan membuat warga trauma, ” ujarnya.

Ia menambahkan, banyak anak-anak dan perempuan menjadi korban ketakutan luar biasa karena menyaksikan langsung kekerasan itu di tempat yang seharusnya menjadi ruang perlindungan dan ketenangan.

Perempuan Papua Angkat Suara: Negara Harus Hadir!

Tokoh perempuan Papua, Maria Tabuni, menyuarakan tuntutan tegas agar negara tidak tinggal diam. Ia mendesak aparat keamanan untuk memberikan perlindungan nyata terhadap rumah-rumah ibadah dan menjamin hak warga untuk beribadah dalam damai.

“Ini bukan soal politik. Ini soal rasa aman manusia. Jangan biarkan tempat ibadah menjadi sasaran kebencian dan kekerasan, ” serunya.

Maria juga mengajak masyarakat untuk tidak gentar dan terus menjaga solidaritas lintas iman, sembari memperkuat komunikasi dengan aparat demi mencegah tragedi serupa.

Kekerasan Tak Lagi Ditoleransi: Saatnya Papua Bicara Damai

Aksi brutal OPM di Distrik Homeyo ini bukan hanya mencoreng perjuangan, tapi juga mengguncang iman dan nurani masyarakat Papua. Di tengah harapan akan kedamaian, suara rakyat kini semakin lantang: cukup sudah kekerasan menodai tanah leluhur.

Rakyat Papua ingin hidup tenang, beribadah tanpa rasa takut, dan membangun masa depan yang damai tanpa bayang-bayang teror senjata.

(Apk/Red1922)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |