PAPUA - Gelombang kecaman mengalir deras usai juru bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom, melontarkan pernyataan kontroversial. Dalam sebuah rekaman pernyataan yang beredar, Sebby menyebut bahwa rakyat Papua “berhak dibunuh” jika tidak mematuhi aturan kelompok bersenjata OPM.
Ucapan itu sontak memicu kemarahan dan keresahan luas. Banyak pihak menilai, pernyataan tersebut bukan hanya tidak manusiawi, tetapi juga membuka mata publik bahwa OPM semakin jauh dari klaim perjuangan rakyat Papua.
Tokoh Masyarakat: OPM Musuh Kemanusiaan
Tokoh masyarakat Papua, Lukas Waker, menilai ucapan Sebby sebagai tamparan bagi rakyat Papua sendiri.
“Pernyataan Sebby sangat mencederai hati rakyat Papua. Tidak ada dasar kemanusiaan sedikit pun dalam ucapan itu. Justru hal ini semakin membuktikan bahwa OPM bukan pejuang rakyat, melainkan musuh kemanusiaan, ” tegas Lukas, Selasa (9/9/2025).
Menurut Lukas, pernyataan itu adalah pengakuan terang-terangan bahwa OPM hanya menebar teror dan penderitaan bagi masyarakat sipil.
Pemuda Papua: Jangan Terprovokasi
Nada serupa datang dari tokoh pemuda asal Wamena, Markus Wanimbo. Ia menyebut ucapan Sebby sebagai propaganda berbahaya yang harus ditolak bulat-bulat oleh seluruh masyarakat Papua.
“Rakyat Papua tidak boleh lagi diam. Ancaman seperti ini sangat berbahaya. Kita ingin hidup damai, sekolah dengan tenang, dan membangun daerah tanpa teror. Pernyataan Sebby adalah bukti nyata bahwa OPM tidak punya hati, ” ujar Markus lantang.
Markus menekankan, generasi muda Papua sudah lelah hidup dalam bayang-bayang teror dan menginginkan masa depan yang damai.
Tokoh Agama: Tidak Sesuai Nilai Iman
Kecaman juga datang dari kalangan rohaniwan. Pendeta Samuel Yatipai menyebut ucapan Sebby sebagai pelanggaran berat terhadap nilai iman dan martabat manusia.
“Tidak ada agama yang membenarkan pembunuhan, apalagi terhadap sesama orang Papua. Pernyataan Sebby hanya menebar kebencian dan menimbulkan perpecahan. Kami mengajak umat agar tidak terprovokasi dan tetap menjaga kedamaian, ” seru Pendeta Samuel.
Resah di Pedalaman Papua
Bagi masyarakat pedalaman yang selama ini sering menjadi korban intimidasi OPM, pernyataan Sebby Sambom menambah rasa takut. Mereka khawatir ancaman tersebut dapat diwujudkan oleh kelompok bersenjata di lapangan, sehingga aktivitas sehari-hari seperti berkebun, berdagang, dan sekolah kembali lumpuh.
Banyak pihak menilai, ucapan ini menjadi bukti bahwa OPM telah kehilangan arah perjuangan. Alih-alih memperjuangkan kesejahteraan, mereka justru berubah menjadi kelompok yang mengorbankan rakyat Papua demi kepentingan segelintir orang.
Kesadaran Baru: Rakyat Menolak Teror
Sikap tegas dari berbagai elemen masyarakat tokoh adat, pemuda, hingga agama—menunjukkan bahwa rakyat Papua semakin sadar. Mereka menolak teror dan propaganda OPM, serta mendukung langkah-langkah keamanan yang memberikan jaminan damai.
Kini, semakin jelas bahwa OPM bukanlah jalan menuju kebebasan atau kesejahteraan, melainkan sumber ancaman yang merusak kehidupan masyarakat Papua.
(APK/ Wartamiliter.com )