Wakapolda Sumbar Ajak Mahasiswa Baru PNP Bangun Toleransi, Tangkal Radikalisme, dan Lawan Bullying

1 month ago 14

Padang, Sumatera Barat – Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Wakapolda Sumbar), Brigjen Pol Solihin, S.I.K., M.H., CSPHR. memberikan kuliah umum inspiratif kepada 2.336 mahasiswa baru Politeknik Negeri Padang (PNP) pada Senin (11/8/2025) di Kampus PNP, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Dengan tema “Peluang dan Tantangan Kampus dalam Membangun Toleransi, Menangkal Radikalisme, dan Anti-Bullying”, kegiatan ini menjadi wujud nyata kehadiran Polri di dunia pendidikan untuk membekali generasi muda dengan wawasan kebangsaan, sikap toleran, dan kesadaran hukum.

Wakapolda disambut hangat oleh Direktur PNP, Dr. Surfa Yondri, S.T., S.ST., M.Kom., didampingi Wakil Direktur III, jajaran dosen, dan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) PNP. 

Usai pertemuan di ruang kerja Direktur, Brigjen Pol Solihin langsung menyampaikan materi di hadapan ribuan mahasiswa baru.
 
Dalam paparannya, Wakapolda mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya keberagaman—dari agama, suku, bahasa, adat istiadat, hingga budaya. Keberagaman ini, kata beliau, adalah kekuatan yang harus dirawat melalui toleransi dan semangat persatuan.

“Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan, tetapi pedoman hidup bersama yang mengajarkan kita saling menghormati dan menjaga harmoni meski berbeda-beda, ” tegas Brigjen Pol Solihin.

Ia menekankan pentingnya menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila serta moderasi beragama sejak dini, memperkuat pemahaman ajaran agama yang damai, serta meningkatkan literasi digital untuk menangkal hoaks dan paham radikal. 

“Tujuan kita adalah membentuk generasi yang menghargai perbedaan, menolak kekerasan, dan menjaga keutuhan bangsa, ” ujarnya.
 
Selain isu toleransi dan radikalisme, Wakapolda juga membahas secara rinci persoalan perundungan (bullying) yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan.

Beliau menjelaskan bahwa bullying adalah tindakan agresif, berulang, dan disengaja untuk menyakiti, baik secara fisik, verbal, sosial, maupun psikologis, termasuk melalui media digital (cyberbullying). 

Dampaknya sangat merugikan, mulai dari trauma, depresi, penurunan prestasi, hingga membentuk perilaku buruk pada pelaku.

Wakapolda mendorong pencegahan melalui edukasi empati, program anti-bullying di sekolah/kampus, dukungan kepada korban, dan penerapan aturan tegas.

 “Tidak ada ruang untuk bullying di lingkungan kampus. Mahasiswa harus saling menghormati dan menjadi pelindung bagi sesamanya, ” tegasnya.
 
Kegiatan ini menunjukkan komitmen Polda Sumbar dalam hadir di tengah masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memastikan mereka mendapat bekal moral, intelektual, dan sosial yang kuat.

“Polri bukan hanya penegak hukum, tetapi juga mitra strategis dunia pendidikan untuk membentuk generasi yang cerdas, toleran, dan berkarakter. Kampus adalah benteng terakhir untuk melahirkan pemimpin masa depan yang menjunjung tinggi nilai persatuan, ” pesan Wakapolda di akhir materinya.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara mahasiswa dan Wakapolda, yang disambut antusias. Banyak mahasiswa mengajukan pertanyaan seputar pencegahan radikalisme dan peran mahasiswa dalam menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari bullying.

Dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal terjalinnya sinergi antara Polri dan dunia kampus dalam membangun masa depan Indonesia yang damai, harmonis, dan bebas dari kekerasan.

 ( Berry)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |