TANGERANG – Warga Perumahan Graha Pasar Kemis RW 07, Desa Pasarkemis, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, mempertanyakan kejelasan penggunaan dana yang telah dikumpulkan dari warga untuk pembangunan jalan menuju area makam. Pasalnya, hingga kini proyek tersebut belum juga direalisasikan, meski dana sumbangan sudah mencapai puluhan juta rupiah.
Menurut keterangan salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, setiap Kepala Keluarga (KK) diminta menyumbang sebesar Rp300 ribu, berdasarkan proposal yang diajukan pengurus RW.
Dana tersebut disebutkan akan digunakan untuk pembelian lahan dan pembangunan jalan akses ke makam warga RT 07.
“Kami semua sudah membayar, tapi sampai sekarang jalan makam itu tidak kunjung dibangun. Warga jadi bertanya-tanya, uang itu ke mana?” ujar salah satu warga kepada media, Senin (9/6/25).
Ketua RW 07, Saeful Azhar, saat dikonfirmasi oleh awak media membenarkan bahwa dana yang berhasil dikumpulkan dari 320 KK mencapai total Rp96 juta. Dana tersebut, menurut Saeful, telah dialokasikan untuk pembelian lahan sepanjang 1, 5 × 40 meter, sementara sisanya digunakan untuk pembangunan drainase.
Namun, ketika ditanya soal kenapa jalan makam tak kunjung dibangun, Saeful mengaku bahwa dana yang tersedia tidak mencukupi untuk tahap pembangunan fisik jalan.
Lebih jauh, Saeful juga mengkonfirmasi adanya perbincangan hangat di kalangan warga terkait dugaan dana sebesar Rp32 juta yang telah terpakai oleh bendahara RW.
“Benar, dana itu terpakai oleh bendahara. Tapi sudah ditalangi sementara dengan dana kas RW. Bendahara juga sudah berjanji akan mengganti dana tersebut pada bulan Desember ini, ” ujar Saeful.
Pernyataan ini semakin menimbulkan kegelisahan warga, mengingat penggunaan dana sumbangan publik seharusnya dilakukan secara transparan dan akuntabel. Apalagi, penggunaan dana tanpa pelaporan yang terbuka kepada warga dinilai dapat mencederai kepercayaan publik.
Di akhir penjelasannya, Saeful menyatakan bahwa pembangunan jalan makam baru akan dilanjutkan tahun ini menggunakan dana APBD 2025. Namun, janji tersebut belum sepenuhnya menenangkan warga, yang menilai bahwa proses ini terlalu lambat dan tidak jelas arah pertanggungjawabannya.
“Kami butuh transparansi, bukan janji. Ini uang kami semua, bukan uang organisasi atau lembaga, ” tutur warga.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi tertulis dari pihak RW kepada warga mengenai rincian penggunaan dana, serta waktu pasti pembangunan jalan makam yang dijanjikan.
(Spyn).