Egianus dan Sebby Sambom: Provokator Bukan Pahlawan, Menghancurkan Harapan Rakyat Papua

1 day ago 9

JAYAPURA - Nama Egianus Kogoya dan Sebby Sambom sering kali dikaitkan dengan narasi perjuangan kemerdekaan Papua. Namun, pandangan masyarakat terhadap keduanya kini mulai berubah drastis. Alih-alih dianggap pahlawan, keduanya mulai dipandang sebagai provokator yang telah menyebabkan penderitaan dan kekerasan di tanah Papua.

Pdt. Yonas Murib, seorang tokoh gereja di Kabupaten Nduga, dengan tegas menyatakan bahwa keduanya bukan pejuang, melainkan justru pelaku kekerasan. “Mereka mengaku memperjuangkan kemerdekaan, tetapi yang mereka bunuh adalah sesama orang Papua. Itu bukan perjuangan, itu kejahatan atas nama ideologi, ” ujarnya dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 1 Juni 2025.

Semakin banyak masyarakat Papua yang mulai mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap narasi yang selama ini dibangun oleh kelompok separatis. Warga dari berbagai kampung menyatakan bahwa aksi kekerasan yang dilakukan oleh OPM justru menghambat pembangunan dan merusak kedamaian yang telah diperjuangkan oleh pemerintah serta tokoh-tokoh lokal dengan susah payah.

Dr. Benyamin Wakarmas, seorang akademisi dan pengamat sosial-politik asal Papua, menilai glorifikasi terhadap Egianus dan Sebby sebagai bentuk penyesatan publik yang berbahaya. “Sebby Sambom memainkan propaganda dari luar negeri seolah mereka memperjuangkan hak asasi manusia. Padahal, kenyataannya di lapangan, banyak warga sipil yang jadi korban akibat ulah mereka sendiri, ” jelasnya.

Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Aparat keamanan terus melakukan pendekatan persuasif dan dialogis dengan masyarakat, sembari menegakkan hukum terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis. Program pembangunan juga terus dijalankan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di pedalaman Papua, yang selama ini terhambat akibat konflik berkepanjangan.

Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua, Wilhelmus Pigai, menegaskan bahwa tokoh-tokoh seperti Egianus dan Sebby tidak lagi relevan dalam konteks perjuangan rakyat Papua masa kini. “Kami menginginkan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang maju, bukan senjata, bukan pembunuhan. Masyarakat sudah tidak percaya lagi pada mereka yang menyebarkan kebencian dan membakar kampung-kampung, ” tegasnya.

Semakin kuatnya kesadaran masyarakat Papua tentang pentingnya damai dan pembangunan membuat sosok-sosok seperti Egianus dan Sebby semakin dipandang sebagai penghambat kemajuan, bukan sebagai pahlawan. Di Papua saat ini, masyarakat memilih harapan, bukan kekerasan.

Pencapaian pembangunan dan perdamaian kini menjadi pilihan utama masyarakat, sementara kekerasan dan provokasi yang dilakukan oleh kelompok separatis hanya semakin menjauhkan mereka dari cita-cita kesejahteraan yang sesungguhnya. (*/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |