Jamaah Haji tidak dapat Tenda dan Makan di Arafah, Ini penyebabnya ...

4 hours ago 2

JAKARTA, Jamaah haji Indonesia diberangkatkan dari hotel di Makkah menuju Arafah pada 4 Juni 2025 untuk Wukuf di Arafah sebagai rangkaian puncak ibadah haji berlangsung pada 9 Zulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 5 Juni 2025. 

Dalam proses itu, ada sejumlah jamaah yang sempat tidak mendapatkan tempat di tenda Arafah.

Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya masalah penempatan jamaah di Arafah.

"Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jamaah haji Indonesia, ” kata Mukhlis M Hanafi di Makkah, Sabtu (7/6/2025).

Menurut Mukhlis, ada sejumlah fakta penyebab terjadinya masalah penempatan jamaah di Arafah.

Pertama, ada sejumlah tenda yang sebenarnya masih menyisakan ruang tapi tidak bisa teroptimalisasikan untuk diisi oleh jamaah dengan berbagai alasan

 “Misalnya, tenda berkapasitas 350, sebenarnya baru dihuni 325 jamaah dari satu kelompok, namun tidak dapat diakses jamaah lain, bahkan meski dari markaz yang sama, ” ujar Mukhlis.

Kedua penempatan jamaah di hotel Makkah pada dasarnya berbasis markaz dan syarikah. Namun, pada praktiknya ada juga sejumlah jamaah yang memilih berpindah hotel meski beda markaz dan syarikah, dengan berbagai alasan dan tidak selalu karena penggabungan pasangan.

Ketiga, jumlah petugas tidak sebanding dengan jamaah. PPIH Arab Saudi telah membagi tugas layanan kepada tiga daerah kerja (daker). Daker Bandara bertanggung jawab dalam layanan jamaah di Arafah, Daker Makkah di Muzdalifah, sedang Daker Madinah di Mina.

Keempat, Banyak jamaah berpindah tenda secara sepihak untuk berkumpul dengan kerabat atau kelompok bimbingan dari daerah asal sehingga memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan.

Kondisi ini juga berdampak pada gangguan distribusi konsumsi jamaah di Arafah.

Jamaah haji Indonesia mendapatkan lima kali makan pada 8-9 Zulhijjah 1446 H. Penempatan jamaah yang tidak sesuai menyulitkan pihak syarikah dalam proses distribusi makanan dan logistik.

“Sebagian jsmaah tidak mendapatkan jatah makan tepat waktu karena data distribusi di Markaz/Syarikah tidak cocok dengan kondisi riil, ” pungkas Mukhlis (hy)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |