MAKKAH – Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji 1446 H, sebanyak 180 jemaah asal Kabupaten Solok menjalani skrining kesehatan intensif di Makkah, Arab Saudi, pada Sabtu, 31 Mei 2025. Langkah ini dilakukan guna memastikan seluruh jemaah dalam kondisi prima menghadapi fase-fase krusial ibadah seperti wukuf di Arafah dan lempar jumrah di Mina.
Skrining berlangsung di Posko Kesehatan lantai 7 Hotel Alalaa, tempat para jemaah menginap. Dari total jemaah, 162 orang tergabung dalam Kloter 13 Padang, sementara 18 orang lainnya masuk Kloter 15 Padang.
Menurut Pendamping Jemaah Haji Kabupaten Solok, H. Elafki, skrining ini bersifat preventif, terutama untuk memantau kondisi lansia dan jemaah dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes.
“Skrining ini penting untuk memastikan jemaah, terutama kelompok rentan, tetap sehat saat menjalani puncak ibadah. Kita fokus pada kesiapan fisik menjelang wukuf dan lempar jumrah, ” ujar Elafki melalui pesan singkat dari Makkah.
Tahun ini, Kementerian Agama Republik Indonesia menerapkan tiga skema pelaksanaan ibadah haji: Murur, Tanazul, dan Safari Wukuf. Untuk jemaah Solok di Kloter 13 dan Kloter 15 Padang, diberlakukan skema Tanazul.
Dalam skema ini, jemaah tidak diwajibkan bermalam di tenda Mina setelah melontar jumrah Aqabah. Sebaliknya, mereka diperkenankan kembali ke hotel untuk beristirahat dan hanya kembali ke Jamarat saat jadwal lempar jumrah berikutnya.
“Skema Tanazul sangat membantu, apalagi hotel kami hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Jamarat. Ini mempermudah mobilitas dan mengurangi risiko kelelahan, ” terang Elafki.
Cuaca Panas Ekstrem di Makkah, Jemaah Diminta Waspada
Suhu udara yang tinggi di Makkah menjadi tantangan tersendiri bagi jemaah. Cuaca ekstrem dengan suhu mencapai titik kritis berpotensi memperburuk kondisi jemaah yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi bahkan telah meninjau langsung hotel tempat jemaah Solok menginap dan memberikan edukasi terkait pola makan, asupan cairan, serta pentingnya istirahat cukup.
“Kami diminta lebih waspada terhadap dehidrasi dan kelelahan. Tim pendamping fokus memberikan edukasi serta pengawasan harian terhadap kesehatan jemaah, ” jelas Elafki.
Selain pemantauan kesehatan, tim pendamping haji Kabupaten Solok juga terus menggiatkan pendampingan spiritual, edukasi ibadah, serta monitoring kesehatan harian untuk memastikan jemaah dalam kondisi optimal secara fisik dan mental.
“Kami berharap seluruh jemaah bisa menjalankan seluruh rangkaian rukun dan wajib haji dengan lancar, serta pulang ke tanah air dalam keadaan sehat dan mendapat predikat haji mabrur, ” tutup Elafki.