Masyarakat Papua Kini Menolak Provokasi OPM, Memilih Perdamaian dan Kemajuan

1 day ago 8

JAYAPURA - Provokasi yang terus menerus dilancarkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini mulai menemui jalan buntu. Masyarakat Papua, yang semakin sadar akan pentingnya persatuan, kedamaian, dan kemajuan, mulai berbalik menanggapi tindakan separatis ini dengan penolakan. Mereka semakin menyadari bahwa kekerasan dan konflik yang disebarkan oleh OPM hanya menambah penderitaan, bukan kemerdekaan yang dijanjikan.

Yulianus Magai, seorang tokoh adat dari Kabupaten Jayawijaya, menegaskan bahwa masyarakat sudah lelah dengan konflik yang tiada henti. “Kami sudah bosan dengan provokasi yang terus-menerus datang dari OPM. Mereka bicara soal perjuangan, tapi yang kami lihat adalah kekerasan, pembakaran, dan ketakutan. Itu bukan perjuangan, itu penjajahan atas rakyat sendiri, ” ujarnya dengan tegas pada Minggu, 1 Juni 2025.

Hal serupa juga disampaikan oleh Pdt. Markus Wonda, tokoh gereja yang aktif dalam gerakan *Papua Damai*. Ia mengatakan bahwa gereja-gereja di Papua semakin gencar menyuarakan pentingnya menolak kekerasan dan menjaga persatuan. “Rakyat Papua sudah semakin cerdas. Mereka bisa membedakan mana yang benar-benar memperjuangkan kesejahteraan dan mana yang hanya memanfaatkan penderitaan untuk kepentingan kelompok tertentu, ” kata Pdt. Markus.

Menurut data lembaga swadaya masyarakat lokal, partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan dan pelayanan publik di wilayah-wilayah yang sebelumnya dipengaruhi OPM kini meningkat pesat. Bahkan, sejumlah kepala suku secara terbuka menyatakan komitmen mereka untuk mendukung pemerintah dan aparat keamanan demi menciptakan Papua yang damai dan aman.

Dr. Frans Makabori, pengamat politik Papua dari Universitas Cenderawasih, menjelaskan bahwa menurunnya pengaruh OPM adalah hasil dari perubahan sosial yang sedang berlangsung di Papua. “Akses informasi, pendidikan, serta semakin kuatnya kehadiran negara melalui pembangunan, membuat masyarakat lebih sadar dan berpikir rasional. Mereka tidak lagi mudah terprovokasi oleh narasi lama yang terus diulang oleh OPM, ” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah terus memperkuat pendekatan humanis melalui program-program pembangunan dan kesejahteraan yang berbasis budaya lokal. Kolaborasi antara tokoh adat, tokoh agama, dan aparat keamanan di berbagai wilayah terbukti efektif dalam menghalau upaya provokasi oleh OPM, serta membangun kepercayaan masyarakat.

Masyarakat Papua kini menunjukkan bahwa mereka menginginkan lebih dari sekadar klaim kemerdekaan. Mereka menginginkan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang maju. Provokasi yang dibalut dengan perjuangan kemerdekaan oleh OPM kini semakin tidak relevan dan gagal menutupi kenyataan bahwa tindakan mereka justru menghambat kemajuan yang tengah dibangun di tanah Papua. (*/Red)

Read Entire Article
Karya | Politics | | |