PAPUA - Situasi di tubuh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XXVII Sinak semakin memprihatinkan. Dalam pernyataan yang beredar di kalangan masyarakat lokal, sejumlah anggota kelompok tersebut mengaku mengalami penyiksaan dari sesama anggota dan menghadapi kekurangan logistik yang parah di wilayah operasinya.
Pengakuan ini muncul melalui informasi dari salah satu perwakilan Kodap XXVII Sinak, yang menyebutkan bahwa kondisi internal kelompoknya saat ini berada pada titik kritis. Minimnya pasokan makanan, obat-obatan, dan perlengkapan dasar membuat para anggota harus bertahan hidup dengan persediaan seadanya di hutan-hutan pegunungan Papua.
“Banyak yang tidak kuat lagi bertahan. Ada yang disiksa karena dianggap tidak disiplin, ada juga yang diikat berhari-hari tanpa makanan. Ini membuat situasi di dalam kelompok semakin tegang, ” ungkap Tenius Kulua Pimpinan OPM Kodap XXVIII Sinak, Jumat (15/8/2025).
Tokoh masyarakat Sinak, Elpias Tabuni, menilai pengakuan ini sebagai cerminan bahwa perjuangan bersenjata yang diusung kelompok tersebut telah melenceng dari tujuan awalnya.
“Kalau sampai terjadi penyiksaan terhadap sesama, itu berarti yang dipertahankan bukan lagi idealisme, tapi kekuasaan dan kontrol. Situasi seperti ini hanya akan membuat mereka semakin kehilangan dukungan dari masyarakat, ” ujar Elpias.
Krisis yang dihadapi Kodap XXVII Sinak ini juga berdampak pada moral para anggotanya. Beberapa kabar menyebutkan adanya keinginan sebagian anggota untuk meninggalkan kelompok dan kembali ke masyarakat, meski langkah itu tidak mudah dilakukan karena ancaman sanksi keras dari pimpinan.
Namun, situasi ini menjadi perhatian serius masyarakat di sekitar wilayah operasi mereka, yang berharap ketegangan internal ini tidak semakin memicu kekerasan di luar kelompok.
(Apk/Red1922)